Berdemokrasi secara Syariah
14:41 | Filed under Opini, Suara Merdeka | Posted by admin
DEMOKRASI sebagai suatu metode kini tampaknya sedang naik daun dan dipuja-puja, bahkan oleh banyak tokoh Islam dibahas secara objektif. Sejatinya hal yang menjadi keunggulannya seperti fairness dan egalitarian sudah banyak diperbincangkan sehingga tidak perlu dibahas lagi. Namun sebagai metode sosial perlu dipahami kelemahannya agar bisa diantisipasi untuk diatasi secara bersama-sama.
One man one vote dalam pemilu sebagai suatu praktik esensial dan fragmatis dalam demokrasi, katakanlah pada kualitas pemilu yang amat jurdil sekalipun, ternyata juga masih memiliki cacat sosial, yang bisa mengarah pada keruntuhan sosial. Suatu tatanan sosial yang mayoritas penduduknya lemah, tentu mudah diarahkan untuk memilih tokoh yang tidak berkualitas menjadi pimpinan nasionalnya.
Dalam kepemimpinan tokoh yang tidak berkualitas itu maka KKN bisa makin merajalela dan jumlah orang yang tidak berkualitas makin dominan, sehingga jika 5 tahun berikutnya digelar pemilu pasti dimenangi tokoh yang lebih buruk lagi.
Proses sosial seperti itu berlangsung terus sampai akhirnya hancurlah tatanan sosial bangsa negara oleh keburukan kualitas pemimpinnya. Proses sosial ini sering disebut spiraling down, yang mengantarkan suatu bangsa negara pada kehancuran total, terdisintegrasi, dan berantakan.
Demokrasi menjadi pendekatan sosial politik yang baik bila kualitas mayoritas penduduk memang relatif sudah baik. Artinya masyarakat tahu kriteria pemimpin yang bermutu, dan memilihnya berdasarkan ideologi, bukan karena membeli suara atau karena direpresi oleh kekuasaan. Hasilnya tentu mengarah menjadi negara yang makin kuat dan baik. Proses itu bisa disebut spiraling up.
Kita bisa mencontohkan Amerika Serikat dengan kondisi sosio kulturalnya yang amat diuntungkan oleh proses demokrasi liberal. Mayoritas penduduk berpendidikan SMU ke atas, ekonominya relatif baik, di samping visi sosial penduduknya yang umumnya sekulalistik mampu bergerak ke arah spiraling up.
Secara umum bisa dikatakan bahwa proses demokrasi amat rawan praktik money politic dan power politic, yakni permainan uang dan represi kekuasaan oleh mereka yang sedang menikmati kekuasaannya. Kedua praktik sosial itu sering dilakukan oleh kelompok sosial yang materialistik, tidak berakhlak, dan penguasa korup, gila kekuasaan. Rakyat tidak berdaya dan makin tidak berdaya.
Agenda Lain
Dengan memahami seluk-beluk proses demokrasi seperti ini maka tidak seharusnya negara muslim ikut-ikutan asal teriak demokrasi, tanpa memberi penjelasan pada umatnya akan kelemahan atau cacat metode demokrasi.
Proses demokrasi harus dijalankan dengan kendali ketat agar rakyat memilih pemimpin yang memang baik kualitasnya, yang bila menjadi pemimpin formal dapat menjalankan politik terpuji untuk menyelamatkan bangsa dan negaranya.
Satu kewaspadaan lain yang harus dicermati umat Islam Indonesia, karena sudah pernah dialami oleh umat Islam negara lain dalam mengaplikasikan pendekatan demokrasi, adalah adanya ancaman pengkhianatan terhadap proses demokrasi itu sendiri oleh kekuatan internasional yang sok demokratis namun memiliki agenda lain.
Contoh kasus di Aljazair misalnya, tidak akan pernah dilupakan oleh umat Islam Indonesia, yaitu pemilu yang dimenangi gerakan syariah setelah berpuluh tahun mematuhi ajakan berdemokrasi ternyata habis dalam waktu sehari oleh korps militer berjiwa demokratis dan memaksakan visi sosialnya yang antipati serta paranoid terhadap syariah Islam.
Kalau contoh itu menjadi kenyataan politik universal maka demokrasi sebenarnya adalah perangkap musuh dalam rekayasa politik untuk membendung aspirasi umat menegakkan syariah sosial kenegaraannya. Pasalnya mereka sadar bahwa bila umat Islam berkuasa dan menerapkan syariah sosial kenegaraan islami maka mereka tidak punya peluang mengeksploitasi dan menjarah kekayaan Tanah Air milik umat.
Dengan memahami tujuan gerakan syariah dan substansi syariah sosial yang diperjuangkan itu maka sekarang menjadi jelas bahwa gerakan syariah adalah sesuatu yang wajar dalam kehidupan sosial masyarakat heterogen. Perjuangan tersebut bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di Indonesia dan pada saat ini. (10)
— Hj Wuryanti Koentjoro, guru besar Fakultas Ekonomi Unissula Semarang
Opini Suara Merdeka 21 Februari 2011
Memberdayakan Diri Pasca Purna Tugas Dengan Mengedepankan Nilai-Nilai Luhur, Menebar Kebaikan, Kebenaran & Menyongsong Akhir Kehidupan Yang Indah serta Husnul Khotimah.
Senin, 30 Mei 2011
Senin, 23 Mei 2011
DUNIA SASTRA - PUISI CHAIRIL ANWAR
PROFIL
PROFIL
Chairil Anwar (1922-1949) Penyair Legendaris Indonesia Puisi-puisi "Si Binatang Jalang" Chairil Anwar telah menjadi inspirasi bagi perjuangan kemerdekaan bangsanya. Pria kelahiran Medan, 26 Juli 1922, ini seorang penyair legendaris Indonesia yang karya-karyanya hidup dalam batin (digemari) sepanjang zaman. Salah satu bukti keabadian karyanya, pada Jumat 8 Juni 2007, Chairil Anwar, yang meninggal di Jakarta, 28 April 1949, masih dianugerahi penghargaan Dewan Kesenian Bekasi (DKB) Award 2007 untuk kategori seniman sastra. Penghargaan itu diterima putrinya, Evawani Alissa Chairil Anwar. Chairil memang penyair besar yang menginspirasi dan mengapresiasi upaya manusia meraih kemerdekaan, termasuk perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Hal ini, antara lain tercermin dari sajaknya bertajuk: "Krawang-Bekasi", yang disadurnya dari sajak "The Young Dead Soldiers", karya Archibald MacLeish (1948). Dia juga menulis sajak "Persetujuan dengan Bung Karno", yang merefleksikan dukungannya pada Bung Karno untuk terus mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945. Bahkan sajaknya yang berjudul "Aku" dan "Diponegoro" juga banyak diapresiasi orang sebagai sajak perjuangan. Kata Aku binatang jalang dalam sajak Aku, diapresiasi sebagai dorongan kata hati rakyat Indonesia untuk bebas merdeka. Chairil Anwar yang dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dalam karyanya berjudul Aku) adalah pelopor Angkatan '45 yang menciptakan trend baru pemakaian kata dalam berpuisi yang terkesan sangat lugas, solid dan kuat. Dia bersama Asrul Sani dan Rivai Apin memelopori puisi modern Indonesia. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Hari meninggalnya diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Chairil menekuni pendidikan HIS dan MULO, walau pendidikan MULO-nya tidak tamat. Puisi-puisinya digemari hingga saat ini. Salah satu puisinya yang paling terkenal sering dideklamasikan berjudul Aku ( "Aku mau hidup Seribu Tahun lagi!"). Selain menulis puisi, ia juga menerjemahkan karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah menjadi redaktur ruang budaya Siasat “Gelanggang” dan Gema Suasana. Dia juga mendirikan “Gelanggang Seniman Merdeka” (1946). Kumpulan puisinya antara lain: Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949); Deru Campur Debu (1949); Tiga Menguak Takdir (1950 bersama Asrul Sani dan Rivai Apin); Aku Ini Binatang Jalang (1986); Koleksi sajak 1942-1949", diedit oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986); Derai-derai Cemara (1998). Buku kumpulan puisinya diterbitkan Gramedia berjudul Aku ini Binatang Jalang (1986).
PRAJURIT JAGA MALAM
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
(1948)
Siasat, Th III, No. 96/949
MALAM
Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang
Zaman Baru,
No. 11-12, 20-30 Agustus 1957
KRAWANG-BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
(1948)
Brawidjaja, Jilid 7, No 16, 1957
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya, Th III, No. 8, Agustus 1954
PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
(1948)
Liberty, Jilid 7, No 297, 1954
AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
PROFIL
Chairil Anwar (1922-1949) Penyair Legendaris Indonesia Puisi-puisi "Si Binatang Jalang" Chairil Anwar telah menjadi inspirasi bagi perjuangan kemerdekaan bangsanya. Pria kelahiran Medan, 26 Juli 1922, ini seorang penyair legendaris Indonesia yang karya-karyanya hidup dalam batin (digemari) sepanjang zaman. Salah satu bukti keabadian karyanya, pada Jumat 8 Juni 2007, Chairil Anwar, yang meninggal di Jakarta, 28 April 1949, masih dianugerahi penghargaan Dewan Kesenian Bekasi (DKB) Award 2007 untuk kategori seniman sastra. Penghargaan itu diterima putrinya, Evawani Alissa Chairil Anwar. Chairil memang penyair besar yang menginspirasi dan mengapresiasi upaya manusia meraih kemerdekaan, termasuk perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Hal ini, antara lain tercermin dari sajaknya bertajuk: "Krawang-Bekasi", yang disadurnya dari sajak "The Young Dead Soldiers", karya Archibald MacLeish (1948). Dia juga menulis sajak "Persetujuan dengan Bung Karno", yang merefleksikan dukungannya pada Bung Karno untuk terus mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945. Bahkan sajaknya yang berjudul "Aku" dan "Diponegoro" juga banyak diapresiasi orang sebagai sajak perjuangan. Kata Aku binatang jalang dalam sajak Aku, diapresiasi sebagai dorongan kata hati rakyat Indonesia untuk bebas merdeka. Chairil Anwar yang dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dalam karyanya berjudul Aku) adalah pelopor Angkatan '45 yang menciptakan trend baru pemakaian kata dalam berpuisi yang terkesan sangat lugas, solid dan kuat. Dia bersama Asrul Sani dan Rivai Apin memelopori puisi modern Indonesia. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Hari meninggalnya diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Chairil menekuni pendidikan HIS dan MULO, walau pendidikan MULO-nya tidak tamat. Puisi-puisinya digemari hingga saat ini. Salah satu puisinya yang paling terkenal sering dideklamasikan berjudul Aku ( "Aku mau hidup Seribu Tahun lagi!"). Selain menulis puisi, ia juga menerjemahkan karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah menjadi redaktur ruang budaya Siasat “Gelanggang” dan Gema Suasana. Dia juga mendirikan “Gelanggang Seniman Merdeka” (1946). Kumpulan puisinya antara lain: Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949); Deru Campur Debu (1949); Tiga Menguak Takdir (1950 bersama Asrul Sani dan Rivai Apin); Aku Ini Binatang Jalang (1986); Koleksi sajak 1942-1949", diedit oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986); Derai-derai Cemara (1998). Buku kumpulan puisinya diterbitkan Gramedia berjudul Aku ini Binatang Jalang (1986).
PRAJURIT JAGA MALAM
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
(1948)
Siasat, Th III, No. 96/949
MALAM
Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang
Zaman Baru,
No. 11-12, 20-30 Agustus 1957
KRAWANG-BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
(1948)
Brawidjaja, Jilid 7, No 16, 1957
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya, Th III, No. 8, Agustus 1954
PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
(1948)
Liberty, Jilid 7, No 297, 1954
AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Rabu, 18 Mei 2011
ENAM TAHUN UNIT USAHA SYARIAH BANK BTN
ENAM TAHUN UNIT USAHA SYARIAH BANK BTN
Pendahuluan
Dilatarbelakangi oleh marak dan tumbuhnya perbankan syariah di kawasan global, nasional dan regional, serta didasari pula munculnya kebutuhan riil masyarakat pada umumnya untuk memanfaatkan sistem perbankan syariah, dan didukung komitmen Bank BTN untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat terutama masyarakat yang membutuhkan jasa keuangan syariah, maka pada pertengahan tahun 2004, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mengamanatkan pembentukan Unit Usaha Syariah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai Unit Bisnis. Hal ini juga dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan Bank BTN kepada seluruh nasabahnya melalui penyediaan alternatif layanan syariah dengan menerapkan dual banking system.
Lahirnya Unit Usaha Syariah BTN
Untuk menindaklanjuti keputusan RUPS tesebut, maka pada tanggal 4 November 2004 Bank BTN telah membentuk Unit Usaha Syariah yang bertugas mengelola unit bisnis perbankan berdasarkan prinsip syariah, sekaligus menunjuk konsultan pendamping pembentukan Unit Usaha Syariah Bank BTN yaitu PT. Batasa Tazkia. Alhamdulillah Bank Indonesia melalui surat No.6/1350/DPbS tanggal 15 Desember 2004, telah memberikan Izin Prinsip bagi Pembukaan Kantor Cabang Syariah Bank BTN. Pada tanggal 14 Pebruari 2005, bertepatan dengan 5 Muharram 1426 H, telah diadakan acara Pembukaan BTN Kantor Cabang Syariah yang Pertama yaitu di Jakarta, beralamat di Gedung Menara Bank BTN Lantai 2 Jl. Gajah Mada No. 1 Jakarta. Acara ini juga menandai mulai beroperasinya BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta. Selanjutnya pembukaan BTN Kantor Cabang Syariah yang Kedua adalah Bandung tgl. 28 Februari 2005, dan ketiga adalah Surabaya tanggal 17 Maret 2005, serta berikutnya Kantor Cabang Syariah ke-empat adalah Yogyakarta pada tanggal 4 April 2005. Kantor Cabang Syariah ke-lima adalah Makassar pada tanggal 11 April 2005.
Perkembangan Jaringan
Sejak berdiri tanggal 4 Nopember 2004 sampai saat ini, perkembangan UUS BTN cukup menggembirakan dan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Dengan dukungan faktor eksternal yakni dari pemulihan makroekonomi yang semakin kondusif dan faktor internal yang terus mendukung pertumbuhan UUS BTN, diyakini UUS BTN akan terus tumbuh dan berkembang di masa depan. Saat ini pertumbuhan penyebaran jaringan kantor cabang dan kantor layanan syariah UUS BTN megalami pertumbuhan pesat. Pada tahun 2005 pembukaan cabang hanya 5 Kantor Cabang Syariah (Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Makassar), dan sampai bulan Juli 2010 jumlah tersebut kantor cabang telah mencapai 20 kantor atau tumbuh sekitar 400%. Jaringan kantor tersebut telah menjangkau masyarakat di hampir semua kota besar. Setelah 5 Kantor Cabang sebagaimana tersebut di atas dibuka, selanjutnya berturut-turut lahir Cabang Syariah Solo, Malang, Batam, Medan, Tangerang, Bogor, Bekasi, Pekanbaru, Semarang, Banjarmasin, Cirebon, Jakarta Pasar Minggu, Balikpapan, Palembang dan Cilegon. Jadi sampai saat ini sudah ada 20 Kantor Cabang Syariah BTN. Tahun 2009 telah lahir Kantor Cabang Pembantu Syariah pertama, yaitu KCPS Embong Kenongo Surabaya dan tahun 2010 telah lahir KCPS kedua yaitu KCPS CondongCatur Yogyakarta. Insya Allah pada tahun 2010 ini akan lahir Kantor Cabang Pembantu Syariah yang ke-3 dan seterusnya yaitu Kantor Cabang Pembantu Syariah Jombang, Kelapa Gading, Depok, Fatmawati Jakarta, Simpang Lima Semarang, Soekarno Hatta Malang, Tanah Abang Jakarta. Insya Alloh, pada akhir tahun 2010 atau awal tahun 2011 akan dibuka Kantor Cabang Syariah Tasikmalaya sebagai KCS yang ke-21. Untuk memperkuat pasar sekaligus melakukan penetrasi khususnya dalam penghimpunan dana pihak ketiga, Unit Usaha Syariah Bank BTN juga membuka Office Chanelling / Kantor Layanan Syariah di kantor-kantor Cabang dan Capem BTN Konvensional. Sampai dengan bulan Juli 2010 berjumlah 177 Outlet.
Kompetensi yang khas
Pertumbuhan BTN Syariah telah berkembang sedemikan pesatnya. Dari segi Outlet yang pada tahun 2005 yang semula 5 outlet KCS, tahun 2010 menjadi 20 outlet KCS, berarti tumbuh 400%. Dari segi Asset pada tahun 2005 yang semula hanya Rp 191, 47 Milyar, tahun 2010 (Bulan Juli ) Rp 2,735 Trilyun, berarti tumbuh 1.432 %. Pertumbuhan yang luar biasa ini menimbulkan impact bagi kebutuhan tersedianya Sumber Daya Insani (SDI) perbankan syariah yang meningkat pula. Terjadinya kesenjangan (Time Lag) antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga profesional perbankan syariah, khususnya pada level managerial, menimbulkan tarik menarik (Hi Jack) / pembajakan tenaga profesional perbankan syariah tak terelakkan. Kebutuhan yang tinggi tenaga profesional perbankan syariah karena kompetensi bankir syariah dan konvensional berbeda, antara lain :
a. Kekhasan dalam menghadapi Customer
Mengedepankan transparansi , kesetaraan, kemitraan, bagi hasil yang berkeadilan dan berkeseimbangan dalam meraih profit dan menanggung resiko. Jujur, karena prinsipnya seluruh aktivitas kegiatan disaksikan Alloh SWT dan bernilai ibadah. Laporan distribusi Bagi hasil diumumkan setiap awal bulan di seluruh counter Kantor Cabang Syariah.
b. Kekhasan dalam kebijakan restrukturisasi
Denda dikenakan sifatnya mendidik (education), dan hasil denda bukanlah pendapatan bank, tetapi menjadi dana sosial yang wajib disalurkan ke Dana Qardhul Hasan untuk orang miskin, anak yatim, dan lain-lain yang termasuk 8 asnaf penerima dana zakat dan shodaqoh. Seluruh alternative solusi disampaikan secara terbuka. Seluruh beban restrukturisasi pembiayaan apabila karena resiko bisnis ditanggung bersama. Debitur yang kooperatif tidak akan dirugikan, dan didorong untuk terus berbisnis jika memang feasible.
Produk-Produk Unit Usaha Syariah Bank BTN
Sebagai bank yang beroperasi berlandaskan prinsip syariah, BTN Syariah menyediakan berbagai jenis produk dan jasa, antara lain :
1. Produk Penghimpunan Dana, berlandaskan pada :
a. Prinsip Titipan yaitu Giro Batara iB dan Tabungan Batara iB. Dan ada pula produk unggulan tabungan haji yaitu Tabungan Haji Baitullah.
b. Prinsip Investasi, misalnya Tabungan Investa Batara, dengan nisbah bagi hasil 38% untuk nasabah dan 62% untuk bank, Serta Deposito Batara iB dengan nisbah bagi hasil nasabah : bank sbb : 50%:50% untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan, 49%:51% untuk jangka waktu 6 dan 12 bulan, serta 32,5%:67,5% untuk jangka waktu 24 bulan.
c. Prinsip Bagi hasil, misalnya Deposito On Call (DOC) Batara iB, dimana bagi hasilnya sangat kompetitif, disesuaikan dengan situasi persaingan di pasar. Produk ini tergolong baru, jangka waktunya minimal 1 hari, maksimal 28 hari.
2. Produk Penyaluran Dana (Pembiayaan), berlandaskan pada :
a. Prinsip Jual Beli (Murabahah) dengan pembayaran angsuran, yaitu KPR BTN Syariah (maksimal jangka waktu 15 tahun) dengan margin mulai dari 13,25% sampai dengan 15% per-tahun, Pembiayaan Murabahah Multiguna (pembelian mobil dengan maksimal jangka waktu 5 tahun dan motor dengan maksimal jangka waktu 3 tahun) dengan margin mulai dari 8,7% sampai dengan 10,14% per-tahun.
b. Prinsip Bagi Hasil, yaitu Pembiayaan Musyarakah (pembiayaan modal kerja konstruksi dan usaha kecil menengah/UKM). Kepada pengembang perumahan diberikan special skim pembiayaan konstruksi dan kemudahan realisasi KPR untuk usernya serta bantuan konsultasi untuk proses pencairan subsidi Uang Muka KPR RSH. Dan Pembiayaan Mudharabah (pembiayaan modal kerja untuk BMT/Lembaga Keuangan Mikro Syariah/Koperasi Syariah dan BPRS). Pembiayaan Mudharabah ini adalah produk unggulan BTN Syariah dan menjadi “favorit” di kalangan pelaku UKM dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah.
c. Produk Gadai Emas, produk dengan sistem gadai dengan proses yang praktis dan cepat, “ada barang (emas) ada uang...!”
d. Prinsip Sewa/Sewa Beli, yaitu Ijarah & insya Alloh dalam waktu dekat dilaunching produk Musyarakah Muntanaqisah (MMQ) dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT).
e. Prinsip Pinjaman, yaitu Qard / Qardhul Hasan. (Skim sosial untuk kaum dhuafa), bekerjasama dengan BAZIS BTN dan lembaga LAZIS lainnya.
f. Prinsip Pesanan, yaitu KPR Indensya (pesanan pembelian rumah/KPR Indent) dengan pembayaran angsuran dan Salam (pesanan pembelian untuk hasil pertanian atau hasil produksi yang dapat diukur dan jelas ditentukan banyaknya).
g. Prinsip Kafalah, yaitu produk Pembiayaan MULTIJASA, dimana digunakan untuk pembiayaan pendidikan, pernikahan, perjalanan wisata (travelling), kesehatan dan lain-lain.
Produk Jasa perbankan, seperti Pembayaran Gaji Karyawan (Payroll Payment), SPP Online, PPO/PPT (Giro Investa), Kiriman Uang, Transfer, Kliring, Inkaso dan produk-produk lainnya.
Keberhasilan dalam kinerja di atas tak lepas dari dukungan Office Chanelling / Kantor Layanan Syariah yang sampai dengan bulan Juli 2010 berjumlah 177 Outlet. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh staf dan pejabat OC/KLS atas semua jerih payahnya sehingga kinerja keseluruhan UUS BTN juga terangkat.
Pada tanggal 4 Nopember 2010 yang lalu Sharia Division genap berusia 6 tahun, meski dalam usia yang belia, insya Alloh, tahun 2011 Sharia Division bisa membenahi seluruh infrastruktur termasuk Teknologi Informasinya, disamping tentu saja meningkatkan kompetensi Sumber Daya Insaninya. Dengan kerja keras dan semangat yang tinggi, tidaklah mustahil jika pada tahun 2012 atau 2013 Sharia Division bisa mandiri dan spin off. Kesuksesan dan perkembangan UUS BTN masih harus ditingkatkan oleh seluruh jajaran staf dan pejabat BTN sehingga bisa terus bertumbuh secara sustainable dan berkesinambungan. Strategi yang tepat dan cermat dalam berinovasi dan berkreativitas untuk pengembangan UUS BTN harus terus dilakukan dengan tetap mengutamakan koridor prudent (penerapan prinsip kehati-hatian bank). Namun demikian, perkembangan UUS BTN sejauh ini secara jujur harus diakui masih belum lepas dari berbagai masalah dan kendala yang terus dicermati dan diselesaikan dengan baik. Doa dan dukungan dari semua pihak kami harapkan. Bank BTN Syariah, MAJU DAN SEJAHTERA BERSAMA…MILIK KITA SEMUA!
***************** Jakarta, kawasan Harmoni, Jl. Gadjah Mada no. 1 Jakarta Pusat, dikutip dari tulisan HANAN WIHASTO di majalah PARAS BTN edisi Oktober 2010.
Pendahuluan
Dilatarbelakangi oleh marak dan tumbuhnya perbankan syariah di kawasan global, nasional dan regional, serta didasari pula munculnya kebutuhan riil masyarakat pada umumnya untuk memanfaatkan sistem perbankan syariah, dan didukung komitmen Bank BTN untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat terutama masyarakat yang membutuhkan jasa keuangan syariah, maka pada pertengahan tahun 2004, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mengamanatkan pembentukan Unit Usaha Syariah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai Unit Bisnis. Hal ini juga dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan Bank BTN kepada seluruh nasabahnya melalui penyediaan alternatif layanan syariah dengan menerapkan dual banking system.
Lahirnya Unit Usaha Syariah BTN
Untuk menindaklanjuti keputusan RUPS tesebut, maka pada tanggal 4 November 2004 Bank BTN telah membentuk Unit Usaha Syariah yang bertugas mengelola unit bisnis perbankan berdasarkan prinsip syariah, sekaligus menunjuk konsultan pendamping pembentukan Unit Usaha Syariah Bank BTN yaitu PT. Batasa Tazkia. Alhamdulillah Bank Indonesia melalui surat No.6/1350/DPbS tanggal 15 Desember 2004, telah memberikan Izin Prinsip bagi Pembukaan Kantor Cabang Syariah Bank BTN. Pada tanggal 14 Pebruari 2005, bertepatan dengan 5 Muharram 1426 H, telah diadakan acara Pembukaan BTN Kantor Cabang Syariah yang Pertama yaitu di Jakarta, beralamat di Gedung Menara Bank BTN Lantai 2 Jl. Gajah Mada No. 1 Jakarta. Acara ini juga menandai mulai beroperasinya BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta. Selanjutnya pembukaan BTN Kantor Cabang Syariah yang Kedua adalah Bandung tgl. 28 Februari 2005, dan ketiga adalah Surabaya tanggal 17 Maret 2005, serta berikutnya Kantor Cabang Syariah ke-empat adalah Yogyakarta pada tanggal 4 April 2005. Kantor Cabang Syariah ke-lima adalah Makassar pada tanggal 11 April 2005.
Perkembangan Jaringan
Sejak berdiri tanggal 4 Nopember 2004 sampai saat ini, perkembangan UUS BTN cukup menggembirakan dan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Dengan dukungan faktor eksternal yakni dari pemulihan makroekonomi yang semakin kondusif dan faktor internal yang terus mendukung pertumbuhan UUS BTN, diyakini UUS BTN akan terus tumbuh dan berkembang di masa depan. Saat ini pertumbuhan penyebaran jaringan kantor cabang dan kantor layanan syariah UUS BTN megalami pertumbuhan pesat. Pada tahun 2005 pembukaan cabang hanya 5 Kantor Cabang Syariah (Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Makassar), dan sampai bulan Juli 2010 jumlah tersebut kantor cabang telah mencapai 20 kantor atau tumbuh sekitar 400%. Jaringan kantor tersebut telah menjangkau masyarakat di hampir semua kota besar. Setelah 5 Kantor Cabang sebagaimana tersebut di atas dibuka, selanjutnya berturut-turut lahir Cabang Syariah Solo, Malang, Batam, Medan, Tangerang, Bogor, Bekasi, Pekanbaru, Semarang, Banjarmasin, Cirebon, Jakarta Pasar Minggu, Balikpapan, Palembang dan Cilegon. Jadi sampai saat ini sudah ada 20 Kantor Cabang Syariah BTN. Tahun 2009 telah lahir Kantor Cabang Pembantu Syariah pertama, yaitu KCPS Embong Kenongo Surabaya dan tahun 2010 telah lahir KCPS kedua yaitu KCPS CondongCatur Yogyakarta. Insya Allah pada tahun 2010 ini akan lahir Kantor Cabang Pembantu Syariah yang ke-3 dan seterusnya yaitu Kantor Cabang Pembantu Syariah Jombang, Kelapa Gading, Depok, Fatmawati Jakarta, Simpang Lima Semarang, Soekarno Hatta Malang, Tanah Abang Jakarta. Insya Alloh, pada akhir tahun 2010 atau awal tahun 2011 akan dibuka Kantor Cabang Syariah Tasikmalaya sebagai KCS yang ke-21. Untuk memperkuat pasar sekaligus melakukan penetrasi khususnya dalam penghimpunan dana pihak ketiga, Unit Usaha Syariah Bank BTN juga membuka Office Chanelling / Kantor Layanan Syariah di kantor-kantor Cabang dan Capem BTN Konvensional. Sampai dengan bulan Juli 2010 berjumlah 177 Outlet.
Kompetensi yang khas
Pertumbuhan BTN Syariah telah berkembang sedemikan pesatnya. Dari segi Outlet yang pada tahun 2005 yang semula 5 outlet KCS, tahun 2010 menjadi 20 outlet KCS, berarti tumbuh 400%. Dari segi Asset pada tahun 2005 yang semula hanya Rp 191, 47 Milyar, tahun 2010 (Bulan Juli ) Rp 2,735 Trilyun, berarti tumbuh 1.432 %. Pertumbuhan yang luar biasa ini menimbulkan impact bagi kebutuhan tersedianya Sumber Daya Insani (SDI) perbankan syariah yang meningkat pula. Terjadinya kesenjangan (Time Lag) antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga profesional perbankan syariah, khususnya pada level managerial, menimbulkan tarik menarik (Hi Jack) / pembajakan tenaga profesional perbankan syariah tak terelakkan. Kebutuhan yang tinggi tenaga profesional perbankan syariah karena kompetensi bankir syariah dan konvensional berbeda, antara lain :
a. Kekhasan dalam menghadapi Customer
Mengedepankan transparansi , kesetaraan, kemitraan, bagi hasil yang berkeadilan dan berkeseimbangan dalam meraih profit dan menanggung resiko. Jujur, karena prinsipnya seluruh aktivitas kegiatan disaksikan Alloh SWT dan bernilai ibadah. Laporan distribusi Bagi hasil diumumkan setiap awal bulan di seluruh counter Kantor Cabang Syariah.
b. Kekhasan dalam kebijakan restrukturisasi
Denda dikenakan sifatnya mendidik (education), dan hasil denda bukanlah pendapatan bank, tetapi menjadi dana sosial yang wajib disalurkan ke Dana Qardhul Hasan untuk orang miskin, anak yatim, dan lain-lain yang termasuk 8 asnaf penerima dana zakat dan shodaqoh. Seluruh alternative solusi disampaikan secara terbuka. Seluruh beban restrukturisasi pembiayaan apabila karena resiko bisnis ditanggung bersama. Debitur yang kooperatif tidak akan dirugikan, dan didorong untuk terus berbisnis jika memang feasible.
Produk-Produk Unit Usaha Syariah Bank BTN
Sebagai bank yang beroperasi berlandaskan prinsip syariah, BTN Syariah menyediakan berbagai jenis produk dan jasa, antara lain :
1. Produk Penghimpunan Dana, berlandaskan pada :
a. Prinsip Titipan yaitu Giro Batara iB dan Tabungan Batara iB. Dan ada pula produk unggulan tabungan haji yaitu Tabungan Haji Baitullah.
b. Prinsip Investasi, misalnya Tabungan Investa Batara, dengan nisbah bagi hasil 38% untuk nasabah dan 62% untuk bank, Serta Deposito Batara iB dengan nisbah bagi hasil nasabah : bank sbb : 50%:50% untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan, 49%:51% untuk jangka waktu 6 dan 12 bulan, serta 32,5%:67,5% untuk jangka waktu 24 bulan.
c. Prinsip Bagi hasil, misalnya Deposito On Call (DOC) Batara iB, dimana bagi hasilnya sangat kompetitif, disesuaikan dengan situasi persaingan di pasar. Produk ini tergolong baru, jangka waktunya minimal 1 hari, maksimal 28 hari.
2. Produk Penyaluran Dana (Pembiayaan), berlandaskan pada :
a. Prinsip Jual Beli (Murabahah) dengan pembayaran angsuran, yaitu KPR BTN Syariah (maksimal jangka waktu 15 tahun) dengan margin mulai dari 13,25% sampai dengan 15% per-tahun, Pembiayaan Murabahah Multiguna (pembelian mobil dengan maksimal jangka waktu 5 tahun dan motor dengan maksimal jangka waktu 3 tahun) dengan margin mulai dari 8,7% sampai dengan 10,14% per-tahun.
b. Prinsip Bagi Hasil, yaitu Pembiayaan Musyarakah (pembiayaan modal kerja konstruksi dan usaha kecil menengah/UKM). Kepada pengembang perumahan diberikan special skim pembiayaan konstruksi dan kemudahan realisasi KPR untuk usernya serta bantuan konsultasi untuk proses pencairan subsidi Uang Muka KPR RSH. Dan Pembiayaan Mudharabah (pembiayaan modal kerja untuk BMT/Lembaga Keuangan Mikro Syariah/Koperasi Syariah dan BPRS). Pembiayaan Mudharabah ini adalah produk unggulan BTN Syariah dan menjadi “favorit” di kalangan pelaku UKM dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah.
c. Produk Gadai Emas, produk dengan sistem gadai dengan proses yang praktis dan cepat, “ada barang (emas) ada uang...!”
d. Prinsip Sewa/Sewa Beli, yaitu Ijarah & insya Alloh dalam waktu dekat dilaunching produk Musyarakah Muntanaqisah (MMQ) dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT).
e. Prinsip Pinjaman, yaitu Qard / Qardhul Hasan. (Skim sosial untuk kaum dhuafa), bekerjasama dengan BAZIS BTN dan lembaga LAZIS lainnya.
f. Prinsip Pesanan, yaitu KPR Indensya (pesanan pembelian rumah/KPR Indent) dengan pembayaran angsuran dan Salam (pesanan pembelian untuk hasil pertanian atau hasil produksi yang dapat diukur dan jelas ditentukan banyaknya).
g. Prinsip Kafalah, yaitu produk Pembiayaan MULTIJASA, dimana digunakan untuk pembiayaan pendidikan, pernikahan, perjalanan wisata (travelling), kesehatan dan lain-lain.
Produk Jasa perbankan, seperti Pembayaran Gaji Karyawan (Payroll Payment), SPP Online, PPO/PPT (Giro Investa), Kiriman Uang, Transfer, Kliring, Inkaso dan produk-produk lainnya.
Keberhasilan dalam kinerja di atas tak lepas dari dukungan Office Chanelling / Kantor Layanan Syariah yang sampai dengan bulan Juli 2010 berjumlah 177 Outlet. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh staf dan pejabat OC/KLS atas semua jerih payahnya sehingga kinerja keseluruhan UUS BTN juga terangkat.
Pada tanggal 4 Nopember 2010 yang lalu Sharia Division genap berusia 6 tahun, meski dalam usia yang belia, insya Alloh, tahun 2011 Sharia Division bisa membenahi seluruh infrastruktur termasuk Teknologi Informasinya, disamping tentu saja meningkatkan kompetensi Sumber Daya Insaninya. Dengan kerja keras dan semangat yang tinggi, tidaklah mustahil jika pada tahun 2012 atau 2013 Sharia Division bisa mandiri dan spin off. Kesuksesan dan perkembangan UUS BTN masih harus ditingkatkan oleh seluruh jajaran staf dan pejabat BTN sehingga bisa terus bertumbuh secara sustainable dan berkesinambungan. Strategi yang tepat dan cermat dalam berinovasi dan berkreativitas untuk pengembangan UUS BTN harus terus dilakukan dengan tetap mengutamakan koridor prudent (penerapan prinsip kehati-hatian bank). Namun demikian, perkembangan UUS BTN sejauh ini secara jujur harus diakui masih belum lepas dari berbagai masalah dan kendala yang terus dicermati dan diselesaikan dengan baik. Doa dan dukungan dari semua pihak kami harapkan. Bank BTN Syariah, MAJU DAN SEJAHTERA BERSAMA…MILIK KITA SEMUA!
***************** Jakarta, kawasan Harmoni, Jl. Gadjah Mada no. 1 Jakarta Pusat, dikutip dari tulisan HANAN WIHASTO di majalah PARAS BTN edisi Oktober 2010.
PEMBIAYAAN SYARIAH NAIK 48 %
Pembiayaan Syariah Naik 48%
Pembiayaan bank syariah mencapai Rp74,253 triliun pada kuartal pertama 2011. Realisasi pembiayaan sepanjang kuartal pertama ini, terutama masih didominasi akad murabahah (jual beli). Data BI per Maret 2011 menunjukkan terjadi peningkatan pembiayaan syariah dari tahun ke tahun (yoy) sekitar 48 persen dari Maret 2010 Rp50,206 triliun. Sementara itu, akad jual beli sepanjang kuartal pertama meningkat hingga Rp40,877 triliun dari sebelumnya Rp28,269 triliun.
Sementara pembiayaan dengan akad musyarakah (kerja sama) juga memiliki kontribusi cukup dominan sebesar Rp14,677 triliun atau meningkat dari posisi Rp11,216 triliun. Sedangkan pembiayaan mudharabah (bagi hasil) menunjukkan peningkatan dari Rp 6,716 triliun menjadi Rp 8,767 triliun.
Hal ini juga terlihat pada pembiayaan dengan akad qard (di mana bank syariah mendapatkan fee atau ujrah) dari Rp2,775 triliun menjadi Rp6,721 triliun.
Peningkatan juga terjadi pada pembiayaan dengan akad ijarah (pemindahan hak guna manfaat) dari Rp1,324 triliun menjadi Rp2,417 triliun.
Namun sayangnya, penurunan justru terjadi pada pembiayaan dengan akad istishna (perdagangan berjangka). Dari Rp 460 miliar, pembiayaan ini turun menjadi Rp 360 miliar. Ini pun terjadi pada pembiayaan dengan akad salam. Bahkan, angka pembiayaan tak beranjak dari posisi nol rupiah.
BI juga mencatat, sebagian besar pembiayaan perbankan syariah ini disalurkan pada sektor jasa. Sektor ini mendominasi hingga Rp20,210 triliun, disusul dengan sektor perdagangan, restoran, dan hotel hingga Rp7,689 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran pembiayaan bank syariah lebih banyak ke sektor modal kerja hingga Rp32,771 triliun. Sedangkan untuk konsumsi dan investasi juga memiliki kontribusi cukup signifikan dengan penyaluran pembiayaan masing-masing Rp27,112 triliun dan Rp14,370 triliun.
Sementara itu, sejumlah pelaku perbankan syariah mengaku optimistis pembiayaan bakal terus tumbuh. Bank Muamalat Indonesia, misalnya, yakin dapat meningkatkan pembiayaannya hingga 50 persen dari akhir 2010 lalu sebesar Rp15,9 triliun.
Selain ritel, Muamalat juga aktif menggenjot sektor korporasi. “Untuk sindikasi, kita bahkan targetkan bakal meningkat menjadi 15 persen dari sebelumnya 13 persen,” kata Direktur Korporasi Bank Muamalat, Luluk Mahfuda, beberapa waktu lalu.
Hal senada juga diakui Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Yuslam Fauzi, pada wartawan akhir pekan lalu. Bank syariah ini yakin akan bisa meningkatkan pembiayaannya hingga 25 hingga 30 persen pada 2011.
Karena itu, ia mengaku bakal meminta tambahan modal lagi dari induknya, Bank Mandiri, hingga Rp210 miliar. “Kalau bisa dua kalinya,” ujarnya. Hal ini juga dilakukan untuk mempertahankan rasio kecukupan modal. (Republika)
Pembiayaan bank syariah mencapai Rp74,253 triliun pada kuartal pertama 2011. Realisasi pembiayaan sepanjang kuartal pertama ini, terutama masih didominasi akad murabahah (jual beli). Data BI per Maret 2011 menunjukkan terjadi peningkatan pembiayaan syariah dari tahun ke tahun (yoy) sekitar 48 persen dari Maret 2010 Rp50,206 triliun. Sementara itu, akad jual beli sepanjang kuartal pertama meningkat hingga Rp40,877 triliun dari sebelumnya Rp28,269 triliun.
Sementara pembiayaan dengan akad musyarakah (kerja sama) juga memiliki kontribusi cukup dominan sebesar Rp14,677 triliun atau meningkat dari posisi Rp11,216 triliun. Sedangkan pembiayaan mudharabah (bagi hasil) menunjukkan peningkatan dari Rp 6,716 triliun menjadi Rp 8,767 triliun.
Hal ini juga terlihat pada pembiayaan dengan akad qard (di mana bank syariah mendapatkan fee atau ujrah) dari Rp2,775 triliun menjadi Rp6,721 triliun.
Peningkatan juga terjadi pada pembiayaan dengan akad ijarah (pemindahan hak guna manfaat) dari Rp1,324 triliun menjadi Rp2,417 triliun.
Namun sayangnya, penurunan justru terjadi pada pembiayaan dengan akad istishna (perdagangan berjangka). Dari Rp 460 miliar, pembiayaan ini turun menjadi Rp 360 miliar. Ini pun terjadi pada pembiayaan dengan akad salam. Bahkan, angka pembiayaan tak beranjak dari posisi nol rupiah.
BI juga mencatat, sebagian besar pembiayaan perbankan syariah ini disalurkan pada sektor jasa. Sektor ini mendominasi hingga Rp20,210 triliun, disusul dengan sektor perdagangan, restoran, dan hotel hingga Rp7,689 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran pembiayaan bank syariah lebih banyak ke sektor modal kerja hingga Rp32,771 triliun. Sedangkan untuk konsumsi dan investasi juga memiliki kontribusi cukup signifikan dengan penyaluran pembiayaan masing-masing Rp27,112 triliun dan Rp14,370 triliun.
Sementara itu, sejumlah pelaku perbankan syariah mengaku optimistis pembiayaan bakal terus tumbuh. Bank Muamalat Indonesia, misalnya, yakin dapat meningkatkan pembiayaannya hingga 50 persen dari akhir 2010 lalu sebesar Rp15,9 triliun.
Selain ritel, Muamalat juga aktif menggenjot sektor korporasi. “Untuk sindikasi, kita bahkan targetkan bakal meningkat menjadi 15 persen dari sebelumnya 13 persen,” kata Direktur Korporasi Bank Muamalat, Luluk Mahfuda, beberapa waktu lalu.
Hal senada juga diakui Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Yuslam Fauzi, pada wartawan akhir pekan lalu. Bank syariah ini yakin akan bisa meningkatkan pembiayaannya hingga 25 hingga 30 persen pada 2011.
Karena itu, ia mengaku bakal meminta tambahan modal lagi dari induknya, Bank Mandiri, hingga Rp210 miliar. “Kalau bisa dua kalinya,” ujarnya. Hal ini juga dilakukan untuk mempertahankan rasio kecukupan modal. (Republika)
Rabu, 11 Mei 2011
Langganan:
Postingan (Atom)