Memberdayakan Diri Pasca Purna Tugas Dengan Mengedepankan Nilai-Nilai Luhur, Menebar Kebaikan, Kebenaran & Menyongsong Akhir Kehidupan Yang Indah serta Husnul Khotimah.
Kamis, 29 Desember 2011
Rabu, 28 Desember 2011
Selasa, 07 Juni 2011
QUANTUM IKHLAS, MERAIH KEBAHAGIAAN DUNIA AKHERAT, DAN TANGGAPAN ABU SANGKAN
Meraih Kebahagiaan Dunia Akhirat
You are here: Home » Islam » Abu Sangkan Mengenai The Secret & Quantum Ikhlas
Abu Sangkan Mengenai The Secret & Quantum Ikhlas
Written by admin on December 7, 2009 · 8 Comments
abu sangkan Menjawab pertanyaan yang dilayangkan saudara HN. pada tanggal September 25 at 1:44pm
“Assalamu’alaikum ustad abu sangkan, saya adalah penggemar baru anda setelah sering nonton anda di program indahnya sholat di metroTV, menurut saya dari pengamatan saya ustad sudah baca the secret nya rhonda byrne,saya adalah penggemar the secret dan quantum ikhlas nya erbe sentanu “
Jawaban Ust. abu sangkan:
Wa’alaikum salam, saya bukan penganut the secret-nya Rhonda Byrne atau quantum ikhlas-nya mas Erbe Sentanu. Tetapi saya memahami apa yang mereka maksudkan dalam buku tersebut.
Dasar ilmu pengetahuan barat mengacu kepada materialisme dan empirisme yang terukur dan teruji. Para psikoanalisa dan para neurolog barat memahami jiwa tidak sama dengan pemahaman Islam. Karena Islam memahami jiwa bukan berasal dari sesuatu yang dapat dianalisa dan terukur, yaitu berupa ruh yang tidak bisa digambarkan bahkan tidak diberikan pengetahuannya kecuali hanya sedikit .. sebagaimana Firman Allah :
Dan mereka bertanya kepadamu mengenai roh. Katakanlah : Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan malainkan sedikit. (Al Isra’:85)
Dan dalam surat Al Fajr :27-28 :
Wahai Jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Kata jiwa dalam Al qur’an disebut An nafs dalam kalimat “yaa ayyatuha an nafsu al muthaminnah irjii ila rabbiki raadhiatan mardhiyyah…..
Jiwa manusia bisa kembali berjumpa dengan Allah, memasuki alam ruhaniyah. Sedangkan jiwa menurut Ahli jiwa adalah aktifitas otak manusia berupa daging yang berada dalam tempurung kepala. Menurut medis, otak adalah pusat kesadaran manusia. Apabila otaknya bermasalah maka kesadaran seseorang juga bermasalah. Orang sakit jiwa menurut medis pada dasarnya adalah sakit otak. Mereka mengatasi persoalan kejiwaan dilakukan seperti yang dilakukan ahli tehnisi komputer. Mereka mencari kabel-kabel syaraf dan neurotransmitter yang tidak nyambung (rusak). Atau memberikan hormon-hormon yang bisa memberikan pengaruh kepada ketenangan otaknya yang tegang.
Otak ibarat komputer ajaib yang memilki memori yang mampu menyimpan data berjuta-juta giga byte. Dan memilki jaringan kabel-kabel penghubung keseluruh organ tubuh manusia secara digital yang sangat rumit berupa trilyunan neuron.
Dengan demikian ilmu jiwa bagi saintis adalah kumpulan materi yang saling mengikat dan berhubungan melalui neurotransmitter. Dan manusia tidak ubahnya hanyalah benda-benda kimiawi dan elektrik yang bisa dirubah oleh siapa saja, termasuk oleh dokter jiwa.
Perkembangan ilmu jiwa dewasa ini menunjukkan kemajuan yang paling spektakuler setelah ditemukan adanya kesadaran spiritual dalam otak manusia berupa titik Tuhan – God Spot – di wilayah temporal lobes.
Dunia barat mulai mengakui adanya kecerdasan spiritual (SQ) memilki potensi lebih tinggi dari IQ dan EQ.
Gagasan ini timbul dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Michail Pessinger , mengukur otaknya dengan alat elektromagnetik transcranial yang ditempelkan pada otaknya dengan ukuran beberapa microvolt sehingga menimbulkan getaran pada temporal lobes.
Sebelumnya, Pessinger mengukur otak responden para meditator Hindu dan Budha untuk diukur getaran otaknya ketika bermeditasi. Sehingga ditemukan pada wilayah tersebut tergetar, dan getaran tersebut akhirnya diberi nama oleh Pessinger adalah God Spot.
Temuan ini tidak membuat Pessinger semakin percaya adanya Tuhan, justru ia semakin mantap tidak berketuhanan (Atheis).. Karena Tuhan yang dimaksudkan oleh para ahli agama ternyata hanyalah getaran listrik pada temporal lobes. Dan ia bisa membuktikan secara ilmiah.
Istilah God Spot yang ditemukan oleh Pessinger hanyalah olok-olok belaka untuk para meditator yang waktunya dihabiskan untuk bermeditasi.
Munculnya Spiritual Quotient ini dipopulerkan oleh Dana Zohar sehingga sampai ke Indonesia. Namun alangkah terkejutnya peserta seminar beberapa waktu yang lalu, bahwa Danah Zohar mengaku dirinya tidak mempunyai Agama (Atheis), namun ia seorang spiritualis.
Mengapa timbul getaran pada Titik Tuhan ?
Karena adanya getaran listrik yang ditimbulkan oleh neurotransmitter yang membawa gambar-gambar atau patung , bunyi-bunyian, wangi-wangian sebagai alat konsentrasi meditasi yang ditangkap reseptor mata, telinga, hidung menuju wilayah temporal lobes dalam otak.
Maka dengan demikian para saintis memastikan gelombang pada otak para meditaor ternyata hanya sampai pada wilayah otak. Dan spiritual bisa dilakukan dalam ruangan praktek laboratorium, tanpa harus melakukan meditasi atau beragama dengan susah payah.
Kembali kepada dasar sain modern mengenai Jiwa, bahwa jiwa adalah sebuah benda yang bisa di riset dan di analisa dengan sesuatu yang bisa diukur. Maka dengan ukuran tertentu berupa gelombang suara 8 Hz-12 Hz yang diperdengarkan kepada reseptor telinga menuju otak manusia akan mengalami tingkat alfa. Kondisi ini berpengaruh kepada ketenangan dan rilek. ( bagi yang tuli tidak akan bisa melakukannya)
Dan apabila diperdengarkan suara lembut secara quantum dan bernada minor, maka akan menimbulkan rasa sedih karena menyentuh saraf psidubulbar.
Kondisi ini tidak membutuhkan tingkat keshalehan seseorang dalam beragama. Selesai berbuat maksyiatpun bisa mendapatkan kondisi ini. Makanya mengapa para penggagas ilmu spiritual yang menganut tekhnospiritual membebaskan agama apapun bisa melakukannya. Akibatnya, agama menjadi sama, halal harampun tidak lagi menjadi persoalan yang mengikat kehidupannya.
Al qur’an telah memberikan gambaran, mengapa perbuatan syirik tidak diterima tobatnya oleh Allah ?
Setelah melihat kenyataan praktek tekhnospiritual yang dilakukan Pessinger ,menambah kebenaran bahwa Allah tidak bisa ditangkap oleh otak manusia.
Otak manusia akan bergetar jika mendapat informasi dari reseptor indria tubuh kita. Dan orang-orang musyrik pada masa Nabi memberikan alasan bahwa mereka tidak menyembah berhala-berhala yang mereka ciptakan, akan tetapi hanyalah menjadi alat konsentrasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Allah berfiman: Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak meyembah mereka (berhala) melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya (QS. A zzumar,39: 3)
Alasan yang dianggap masuk akal ini sering juga digunakan orang-orang masa kini ketika ditanya mengapa mengikuti spiritual harus menggunakan perantara musik atau membayangkan sesuatu ? agar tidak tampak keluar dari syar’i, ia memberinya polesan istilah Islam agar tidak ada pertentangan secara sosiologis.
Agama Islam didasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, bukan diukur dari tingkat gelombang pikiran. kalau ditentukan dalam sebuah ukuran gelombang otak KHz, akan menjadi persoalan mendasar secara rohaniah. Sebab ditegaskan dalam Al qur’an ,bahwa orang ikhlas tidak dapat ditembus oleh ganguan syetan :
Iblis menjawab: demi kekuasaan engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka ( QS. Shad 38:82-83)
Mengapa orang Ikhlas tidak bisa diganggu oleh Iblis ? Karena manusia yang Ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah secara total, sehingga ia tidak memiliki kekuatan apa-apa, kecuali kekuataan Allah. Mungkinkah perbuatan ikhlas ini bisa dilakukan oleh orang yang tidak beriman kepada Allah ? Mengapa kita bisa mengukur keikhlasan dengan alat gelombang otak sehingga mencapai taraf alfa. Hal ini karena pengaruh konsep barat yang mengatakan bahwa jiwa adalah otak, bukan ruhiyah. Karena ruhani tidak bisa diukur oleh alat apapun kecuali dengan keimanan kepada Allah. Dan yang mampu mengukur ruhani kita hanyalah Allah.
Spiritual gagasan Pesingger dan Paflov mengukur kejiwaan manusia banyak mempengaruhi para ahli spiritual di indonesia. Sehingga membuat kerancuan keruhanian Islam yang membedakan Ruhani dan jiwa menurut barat.
Islam memilki konsep ketuhanan yang berbeda dengan agama-agama yang lainnya. Allah tidak bisa dibayangkan dan tidak bisa diserupakan dengan sesuatu. Dan Tuhan tidak membutuhkan perantara dalam perwujudan manusia atau makhluk yang lainnya.
Dengan adanya penelitian modern yang dilakukan Pessinger, semakin jelas perbedaan ketuhanan Islam dan yang lainnya. Bahwa Allah tidak bisa dilihat oleh mata, sehingga reseptor mata tidak akan memberikan informasi kepada otak dan impuls listrik tidak akan menggetarkan temporal lobes ! tanpa disadari Pessinger telah mengungkapkan keberanan Allah yang tidak bisa ditangkap oleh mata. Dan pessinger menyatakan God Spot hanyalah getaran Listrik, dan saya setuju karena tuhan yang mereka kira, ternyata bukan Tuhan !!
Firman Allah: Dia (Allah) tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui ( QS. Al an’am,6: 103)
Akhirnya banyak korban ketidakpahaman akan ruhani sehingga mereka melakukan tindakan yang sangat fatal mengajak kepada kedangkalan ruhani.
Mengenai The Secret ?
Sekilas memang benar, bahwa the LOA masuk akal, ibarat gelombang suara yang dipancarkan akan berambat keseluruh alam (universe). Sebuah niat yang dipancarkan melalui pikiran positif akan dibantu oleh universe. Namun saya sedikit tergelitik untuk iseng mengajak para kompetitor caleg (calon legislatif) atau calon Presiden untuk memprakekkan berpikir positif untuk mencapai yang dicita-citakan.
Mungkinkah pak Prabowo, Megawati, Wiranto, Yusuf Kalla, berhasil menjadi Presiden yang bersamaan dengan melakukan praktek the LOA, padahal mereka berniat sekali untuk mendapatkan hal tersebut.
Atau mengapa Rhonda tidak mengadakan uji coba di Australia negeri asalnya agar perdana menterinya melakukan hal yang serupa ? sehingga keduanya bisa menjadi perdana menteri.
Lantas yang paling mengerikan, kalau ilmu ini bisa dilakukan secara ilmiah , apa yang akan terjadi dalam kehidupan ini. Karena akan ada banyak keinginan manusia yang akan mengatur alam ini sesuai nafsunya. Dan apa Peranan Tuhan dalam mengatur alam semesta ini.
Mari kita renungkan bersama, bukan untuk saling menyalahkan ……
Jatibening, 1 Desember 2009
abu sangkan
Shalat Center Pusat
Kemang sari IV No.5 Jatibening baru Pondok Gede Bekasi 17412
021-84978836 / 0858 8383 9281 sekretariat@shalatcenter.com
Di ambil dari tulisan abu sangkan yang diposting di milis: dzikrullah@yahoogroups.
You are here: Home » Islam » Abu Sangkan Mengenai The Secret & Quantum Ikhlas
Abu Sangkan Mengenai The Secret & Quantum Ikhlas
Written by admin on December 7, 2009 · 8 Comments
abu sangkan Menjawab pertanyaan yang dilayangkan saudara HN. pada tanggal September 25 at 1:44pm
“Assalamu’alaikum ustad abu sangkan, saya adalah penggemar baru anda setelah sering nonton anda di program indahnya sholat di metroTV, menurut saya dari pengamatan saya ustad sudah baca the secret nya rhonda byrne,saya adalah penggemar the secret dan quantum ikhlas nya erbe sentanu “
Jawaban Ust. abu sangkan:
Wa’alaikum salam, saya bukan penganut the secret-nya Rhonda Byrne atau quantum ikhlas-nya mas Erbe Sentanu. Tetapi saya memahami apa yang mereka maksudkan dalam buku tersebut.
Dasar ilmu pengetahuan barat mengacu kepada materialisme dan empirisme yang terukur dan teruji. Para psikoanalisa dan para neurolog barat memahami jiwa tidak sama dengan pemahaman Islam. Karena Islam memahami jiwa bukan berasal dari sesuatu yang dapat dianalisa dan terukur, yaitu berupa ruh yang tidak bisa digambarkan bahkan tidak diberikan pengetahuannya kecuali hanya sedikit .. sebagaimana Firman Allah :
Dan mereka bertanya kepadamu mengenai roh. Katakanlah : Roh itu termasuk urusan Tuhanku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan malainkan sedikit. (Al Isra’:85)
Dan dalam surat Al Fajr :27-28 :
Wahai Jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.
Kata jiwa dalam Al qur’an disebut An nafs dalam kalimat “yaa ayyatuha an nafsu al muthaminnah irjii ila rabbiki raadhiatan mardhiyyah…..
Jiwa manusia bisa kembali berjumpa dengan Allah, memasuki alam ruhaniyah. Sedangkan jiwa menurut Ahli jiwa adalah aktifitas otak manusia berupa daging yang berada dalam tempurung kepala. Menurut medis, otak adalah pusat kesadaran manusia. Apabila otaknya bermasalah maka kesadaran seseorang juga bermasalah. Orang sakit jiwa menurut medis pada dasarnya adalah sakit otak. Mereka mengatasi persoalan kejiwaan dilakukan seperti yang dilakukan ahli tehnisi komputer. Mereka mencari kabel-kabel syaraf dan neurotransmitter yang tidak nyambung (rusak). Atau memberikan hormon-hormon yang bisa memberikan pengaruh kepada ketenangan otaknya yang tegang.
Otak ibarat komputer ajaib yang memilki memori yang mampu menyimpan data berjuta-juta giga byte. Dan memilki jaringan kabel-kabel penghubung keseluruh organ tubuh manusia secara digital yang sangat rumit berupa trilyunan neuron.
Dengan demikian ilmu jiwa bagi saintis adalah kumpulan materi yang saling mengikat dan berhubungan melalui neurotransmitter. Dan manusia tidak ubahnya hanyalah benda-benda kimiawi dan elektrik yang bisa dirubah oleh siapa saja, termasuk oleh dokter jiwa.
Perkembangan ilmu jiwa dewasa ini menunjukkan kemajuan yang paling spektakuler setelah ditemukan adanya kesadaran spiritual dalam otak manusia berupa titik Tuhan – God Spot – di wilayah temporal lobes.
Dunia barat mulai mengakui adanya kecerdasan spiritual (SQ) memilki potensi lebih tinggi dari IQ dan EQ.
Gagasan ini timbul dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Michail Pessinger , mengukur otaknya dengan alat elektromagnetik transcranial yang ditempelkan pada otaknya dengan ukuran beberapa microvolt sehingga menimbulkan getaran pada temporal lobes.
Sebelumnya, Pessinger mengukur otak responden para meditator Hindu dan Budha untuk diukur getaran otaknya ketika bermeditasi. Sehingga ditemukan pada wilayah tersebut tergetar, dan getaran tersebut akhirnya diberi nama oleh Pessinger adalah God Spot.
Temuan ini tidak membuat Pessinger semakin percaya adanya Tuhan, justru ia semakin mantap tidak berketuhanan (Atheis).. Karena Tuhan yang dimaksudkan oleh para ahli agama ternyata hanyalah getaran listrik pada temporal lobes. Dan ia bisa membuktikan secara ilmiah.
Istilah God Spot yang ditemukan oleh Pessinger hanyalah olok-olok belaka untuk para meditator yang waktunya dihabiskan untuk bermeditasi.
Munculnya Spiritual Quotient ini dipopulerkan oleh Dana Zohar sehingga sampai ke Indonesia. Namun alangkah terkejutnya peserta seminar beberapa waktu yang lalu, bahwa Danah Zohar mengaku dirinya tidak mempunyai Agama (Atheis), namun ia seorang spiritualis.
Mengapa timbul getaran pada Titik Tuhan ?
Karena adanya getaran listrik yang ditimbulkan oleh neurotransmitter yang membawa gambar-gambar atau patung , bunyi-bunyian, wangi-wangian sebagai alat konsentrasi meditasi yang ditangkap reseptor mata, telinga, hidung menuju wilayah temporal lobes dalam otak.
Maka dengan demikian para saintis memastikan gelombang pada otak para meditaor ternyata hanya sampai pada wilayah otak. Dan spiritual bisa dilakukan dalam ruangan praktek laboratorium, tanpa harus melakukan meditasi atau beragama dengan susah payah.
Kembali kepada dasar sain modern mengenai Jiwa, bahwa jiwa adalah sebuah benda yang bisa di riset dan di analisa dengan sesuatu yang bisa diukur. Maka dengan ukuran tertentu berupa gelombang suara 8 Hz-12 Hz yang diperdengarkan kepada reseptor telinga menuju otak manusia akan mengalami tingkat alfa. Kondisi ini berpengaruh kepada ketenangan dan rilek. ( bagi yang tuli tidak akan bisa melakukannya)
Dan apabila diperdengarkan suara lembut secara quantum dan bernada minor, maka akan menimbulkan rasa sedih karena menyentuh saraf psidubulbar.
Kondisi ini tidak membutuhkan tingkat keshalehan seseorang dalam beragama. Selesai berbuat maksyiatpun bisa mendapatkan kondisi ini. Makanya mengapa para penggagas ilmu spiritual yang menganut tekhnospiritual membebaskan agama apapun bisa melakukannya. Akibatnya, agama menjadi sama, halal harampun tidak lagi menjadi persoalan yang mengikat kehidupannya.
Al qur’an telah memberikan gambaran, mengapa perbuatan syirik tidak diterima tobatnya oleh Allah ?
Setelah melihat kenyataan praktek tekhnospiritual yang dilakukan Pessinger ,menambah kebenaran bahwa Allah tidak bisa ditangkap oleh otak manusia.
Otak manusia akan bergetar jika mendapat informasi dari reseptor indria tubuh kita. Dan orang-orang musyrik pada masa Nabi memberikan alasan bahwa mereka tidak menyembah berhala-berhala yang mereka ciptakan, akan tetapi hanyalah menjadi alat konsentrasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah.
Allah berfiman: Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): Kami tidak meyembah mereka (berhala) melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya (QS. A zzumar,39: 3)
Alasan yang dianggap masuk akal ini sering juga digunakan orang-orang masa kini ketika ditanya mengapa mengikuti spiritual harus menggunakan perantara musik atau membayangkan sesuatu ? agar tidak tampak keluar dari syar’i, ia memberinya polesan istilah Islam agar tidak ada pertentangan secara sosiologis.
Agama Islam didasarkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, bukan diukur dari tingkat gelombang pikiran. kalau ditentukan dalam sebuah ukuran gelombang otak KHz, akan menjadi persoalan mendasar secara rohaniah. Sebab ditegaskan dalam Al qur’an ,bahwa orang ikhlas tidak dapat ditembus oleh ganguan syetan :
Iblis menjawab: demi kekuasaan engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka ( QS. Shad 38:82-83)
Mengapa orang Ikhlas tidak bisa diganggu oleh Iblis ? Karena manusia yang Ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah secara total, sehingga ia tidak memiliki kekuatan apa-apa, kecuali kekuataan Allah. Mungkinkah perbuatan ikhlas ini bisa dilakukan oleh orang yang tidak beriman kepada Allah ? Mengapa kita bisa mengukur keikhlasan dengan alat gelombang otak sehingga mencapai taraf alfa. Hal ini karena pengaruh konsep barat yang mengatakan bahwa jiwa adalah otak, bukan ruhiyah. Karena ruhani tidak bisa diukur oleh alat apapun kecuali dengan keimanan kepada Allah. Dan yang mampu mengukur ruhani kita hanyalah Allah.
Spiritual gagasan Pesingger dan Paflov mengukur kejiwaan manusia banyak mempengaruhi para ahli spiritual di indonesia. Sehingga membuat kerancuan keruhanian Islam yang membedakan Ruhani dan jiwa menurut barat.
Islam memilki konsep ketuhanan yang berbeda dengan agama-agama yang lainnya. Allah tidak bisa dibayangkan dan tidak bisa diserupakan dengan sesuatu. Dan Tuhan tidak membutuhkan perantara dalam perwujudan manusia atau makhluk yang lainnya.
Dengan adanya penelitian modern yang dilakukan Pessinger, semakin jelas perbedaan ketuhanan Islam dan yang lainnya. Bahwa Allah tidak bisa dilihat oleh mata, sehingga reseptor mata tidak akan memberikan informasi kepada otak dan impuls listrik tidak akan menggetarkan temporal lobes ! tanpa disadari Pessinger telah mengungkapkan keberanan Allah yang tidak bisa ditangkap oleh mata. Dan pessinger menyatakan God Spot hanyalah getaran Listrik, dan saya setuju karena tuhan yang mereka kira, ternyata bukan Tuhan !!
Firman Allah: Dia (Allah) tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan itu dan Dialah yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui ( QS. Al an’am,6: 103)
Akhirnya banyak korban ketidakpahaman akan ruhani sehingga mereka melakukan tindakan yang sangat fatal mengajak kepada kedangkalan ruhani.
Mengenai The Secret ?
Sekilas memang benar, bahwa the LOA masuk akal, ibarat gelombang suara yang dipancarkan akan berambat keseluruh alam (universe). Sebuah niat yang dipancarkan melalui pikiran positif akan dibantu oleh universe. Namun saya sedikit tergelitik untuk iseng mengajak para kompetitor caleg (calon legislatif) atau calon Presiden untuk memprakekkan berpikir positif untuk mencapai yang dicita-citakan.
Mungkinkah pak Prabowo, Megawati, Wiranto, Yusuf Kalla, berhasil menjadi Presiden yang bersamaan dengan melakukan praktek the LOA, padahal mereka berniat sekali untuk mendapatkan hal tersebut.
Atau mengapa Rhonda tidak mengadakan uji coba di Australia negeri asalnya agar perdana menterinya melakukan hal yang serupa ? sehingga keduanya bisa menjadi perdana menteri.
Lantas yang paling mengerikan, kalau ilmu ini bisa dilakukan secara ilmiah , apa yang akan terjadi dalam kehidupan ini. Karena akan ada banyak keinginan manusia yang akan mengatur alam ini sesuai nafsunya. Dan apa Peranan Tuhan dalam mengatur alam semesta ini.
Mari kita renungkan bersama, bukan untuk saling menyalahkan ……
Jatibening, 1 Desember 2009
abu sangkan
Shalat Center Pusat
Kemang sari IV No.5 Jatibening baru Pondok Gede Bekasi 17412
021-84978836 / 0858 8383 9281 sekretariat@shalatcenter.com
Di ambil dari tulisan abu sangkan yang diposting di milis: dzikrullah@yahoogroups.
Senin, 06 Juni 2011
ASBISINDO PROPINSI DIY TAHUN 2008, HANAN WIHASTO.
Saturday, May 31, 2008
Edi Sunarto Cartaker Ketua ASBISINDO
Eddy Sunarto SE (Dirut BPRS Barokah Dana Sejahtera) ditunjuk menjadi Cartaker Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO) DIY. Penunjukan dilakukan karena ketuanya, Hanan Wihasto (Branch Manager BTN Syariah Yogyakarta) segera pindah tugas ke Jakarta (di Unit Usaha Syariah-BTN Pusat) mulai Senin (2/6) lusa.
"Tugas pertama Pak Eddy adalah menyiapkan penyelenggaraan Muswilub Asbisindo DIY sampai terbentuknya pengurus definitif paling lambat tiga bulan mendatang," kata Hanan Wihasto saat menyerahkan surat penunjukan cartaker di RM Sederhana Jl Kaliurang, Jumat (30/5).
Pada acara yang dihadiri para pimpinan perbankan syariah di DIY ini Sekretaris Umum ASBISINDO DIY, Syahid Zulfikar Sjirat (Business Manager Bank Muamalat Cabang Yogya) juga berpamitan karena akan segera bertugas di Jakarta).
Pada kesempatan ini Hanan Wihasto juga mengharapkan agar kekompakan tetap terjalin di antara sesama praktisi bank syariah dan tetap mengedepankan ukhuwah Islamiyah dalam menyelesaikan masalah dan problematika. Juga mengharapkan seluruh komponen bank syariah bekerja keras agar tercapai target 5 % aset bank syariah secara nasional pada tahun 2008 dan 10 % aset bank syariah secara nasional pada tahun 2010, dibanding aset bank secara keseluruhan.
"Saat ini, per-30 April, aset bank syariah di DIY sudah 3,23 % dibanding aset bank secara keseluruh di DIY. Sedang untuk secara nasional belum tembus angka 2%," jelasnya sambil mengharapkan agar komponen bank syariah mengedepankan sosialisasi dan edukasi ke floating customer(pasar mengambang) agar pemahaman bank syariah lebih utuh dan menjadikan bank syariah lebih membumi.
Sedang Syahid Zulfikar Sjirat mengatakan, perbankan syariah maupun ASBISINDO terus berkembang. Saat ini jumlah DPW ASBISINDO terus bertambah, termasuk di wilayah Jateng. Begitu juga bank syariah. Saat ini di Yogya ada 6 bank syariah dan 6 BPR Syariah. "Ini tentunya keadaan ini sangat menggembirakan," katanya.(Fie)
Posted by luthfie at 7:32 AM
Edi Sunarto Cartaker Ketua ASBISINDO
Eddy Sunarto SE (Dirut BPRS Barokah Dana Sejahtera) ditunjuk menjadi Cartaker Ketua Asosiasi Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO) DIY. Penunjukan dilakukan karena ketuanya, Hanan Wihasto (Branch Manager BTN Syariah Yogyakarta) segera pindah tugas ke Jakarta (di Unit Usaha Syariah-BTN Pusat) mulai Senin (2/6) lusa.
"Tugas pertama Pak Eddy adalah menyiapkan penyelenggaraan Muswilub Asbisindo DIY sampai terbentuknya pengurus definitif paling lambat tiga bulan mendatang," kata Hanan Wihasto saat menyerahkan surat penunjukan cartaker di RM Sederhana Jl Kaliurang, Jumat (30/5).
Pada acara yang dihadiri para pimpinan perbankan syariah di DIY ini Sekretaris Umum ASBISINDO DIY, Syahid Zulfikar Sjirat (Business Manager Bank Muamalat Cabang Yogya) juga berpamitan karena akan segera bertugas di Jakarta).
Pada kesempatan ini Hanan Wihasto juga mengharapkan agar kekompakan tetap terjalin di antara sesama praktisi bank syariah dan tetap mengedepankan ukhuwah Islamiyah dalam menyelesaikan masalah dan problematika. Juga mengharapkan seluruh komponen bank syariah bekerja keras agar tercapai target 5 % aset bank syariah secara nasional pada tahun 2008 dan 10 % aset bank syariah secara nasional pada tahun 2010, dibanding aset bank secara keseluruhan.
"Saat ini, per-30 April, aset bank syariah di DIY sudah 3,23 % dibanding aset bank secara keseluruh di DIY. Sedang untuk secara nasional belum tembus angka 2%," jelasnya sambil mengharapkan agar komponen bank syariah mengedepankan sosialisasi dan edukasi ke floating customer(pasar mengambang) agar pemahaman bank syariah lebih utuh dan menjadikan bank syariah lebih membumi.
Sedang Syahid Zulfikar Sjirat mengatakan, perbankan syariah maupun ASBISINDO terus berkembang. Saat ini jumlah DPW ASBISINDO terus bertambah, termasuk di wilayah Jateng. Begitu juga bank syariah. Saat ini di Yogya ada 6 bank syariah dan 6 BPR Syariah. "Ini tentunya keadaan ini sangat menggembirakan," katanya.(Fie)
Posted by luthfie at 7:32 AM
PEMBIAYAAN MUDHARABAH BTN, FAVORIT UKM (TAHUN 2008)
Mudharabah BTN Syariah Yogya, Favorit UKM PDF طباعة إرسال إلى صديق
Yogya | Pertumbuhan perbankan Syariah di kawasan global dan regional terus meningkat dan kian marak. Hal ini sejalan dengan munculnya kebutuhan riil masyarakat pada umumnya untuk memanfaatkan sistem perbankan syariah. Hal inilah yang meneguhkan komitmen Bank BTN untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat terutama yang membutuhkan jasa keuangan syariah, dengan membentuk Unit Usaha Syariah PT BTN, sebagai unit usaha. "Sekaligus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan kepada nasabah melalui penyediaan alternatif layanan secara dual banking system," kata Hanan Wihasto SE MM, Pemimpin Cabang Bank BTN Syariah Yogyakarta, kepada KR, di kantornya, Jl Bakri 1, Ring Road, Sleman, Yogya.
Hingga sekarang, tercatat sudah ada 13 kantor cabang syariah BTN dan Maret 2008 akan lahir kantor cabang syariah ke-14 yakni kantor cabang Syariah Semarang. Untuk Bank BTN Syariah Yogyakarta, jumlah aset terus meningkat, dari Rp 25 miliar pada tahun 2006 menjadi Rp 55 miliar tahun 2007. Sedangkan laba juga meningkat dari Rp 0,26 miliar menjadi Rp 0,69 miliar, dana pihak ketiga (DPK) naik dari Rp 20 miliar menjadi Rp 35 miliar, serta nasabah DPK meningkat dari 1.018 menjadi 1.973, dan nasabah pembiayaan naik dari 252 jadi 703.
Sedangkan untuk tahun 2008 ini, ditargetkan aset menjadi Rp 95 miliar, laba Rp 1,05 miliar, dan DPK menjadi Rp 70 miliar. Sedangkan nasabah DPK diharapkan meningkat menjadi 3.100 dan nasabah pembiayaan menjadi 1.430. Produk penghimpunan dana yang dikedepankan adalah prinsip titipan yakni giro Batara Syariah dan tabungan Batara Wadiah, di samping produk unggulan tabungan haji Baitullah.
Sedangkan untuk prinsip investasi, dikembangkan tabungan Batara Mudharabah, dengan nisbah bagi hasil 52 persen untuk nasabah dan 48 persen untuk bank, serta deposito Batara Syariah. Sementara untuk produk penyaluran dana atau pembiayaan dikembangkan KPR BTN Syariah, pembiayaan Musyarakah, Mudharabah. "Pembiayaan Mudharabah ini merupakan produk unggulan BTN Syariah dan menjadi favorit di kalangan UKM dan lembaga keuangan mikro Syariah," tambahnya.
Program lainnya, prinsip sewa atau sewa beli, yakni Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik, maupun prinsip pinjaman berupa Qardih, dan prinsip pesanan yakni BTN Istishna untuk pesanan pembelian rumah, dan Salam untuk pesanan pembelian hasil pertanian. Kemudian untuk produk jasa perbankan, dikedepankan pembiayaan gaji karyawan, kiriman uang, transfer, kliring dan inkasi. (kr/rsv
Yogya | Pertumbuhan perbankan Syariah di kawasan global dan regional terus meningkat dan kian marak. Hal ini sejalan dengan munculnya kebutuhan riil masyarakat pada umumnya untuk memanfaatkan sistem perbankan syariah. Hal inilah yang meneguhkan komitmen Bank BTN untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat terutama yang membutuhkan jasa keuangan syariah, dengan membentuk Unit Usaha Syariah PT BTN, sebagai unit usaha. "Sekaligus untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan kepada nasabah melalui penyediaan alternatif layanan secara dual banking system," kata Hanan Wihasto SE MM, Pemimpin Cabang Bank BTN Syariah Yogyakarta, kepada KR, di kantornya, Jl Bakri 1, Ring Road, Sleman, Yogya.
Hingga sekarang, tercatat sudah ada 13 kantor cabang syariah BTN dan Maret 2008 akan lahir kantor cabang syariah ke-14 yakni kantor cabang Syariah Semarang. Untuk Bank BTN Syariah Yogyakarta, jumlah aset terus meningkat, dari Rp 25 miliar pada tahun 2006 menjadi Rp 55 miliar tahun 2007. Sedangkan laba juga meningkat dari Rp 0,26 miliar menjadi Rp 0,69 miliar, dana pihak ketiga (DPK) naik dari Rp 20 miliar menjadi Rp 35 miliar, serta nasabah DPK meningkat dari 1.018 menjadi 1.973, dan nasabah pembiayaan naik dari 252 jadi 703.
Sedangkan untuk tahun 2008 ini, ditargetkan aset menjadi Rp 95 miliar, laba Rp 1,05 miliar, dan DPK menjadi Rp 70 miliar. Sedangkan nasabah DPK diharapkan meningkat menjadi 3.100 dan nasabah pembiayaan menjadi 1.430. Produk penghimpunan dana yang dikedepankan adalah prinsip titipan yakni giro Batara Syariah dan tabungan Batara Wadiah, di samping produk unggulan tabungan haji Baitullah.
Sedangkan untuk prinsip investasi, dikembangkan tabungan Batara Mudharabah, dengan nisbah bagi hasil 52 persen untuk nasabah dan 48 persen untuk bank, serta deposito Batara Syariah. Sementara untuk produk penyaluran dana atau pembiayaan dikembangkan KPR BTN Syariah, pembiayaan Musyarakah, Mudharabah. "Pembiayaan Mudharabah ini merupakan produk unggulan BTN Syariah dan menjadi favorit di kalangan UKM dan lembaga keuangan mikro Syariah," tambahnya.
Program lainnya, prinsip sewa atau sewa beli, yakni Ijarah dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik, maupun prinsip pinjaman berupa Qardih, dan prinsip pesanan yakni BTN Istishna untuk pesanan pembelian rumah, dan Salam untuk pesanan pembelian hasil pertanian. Kemudian untuk produk jasa perbankan, dikedepankan pembiayaan gaji karyawan, kiriman uang, transfer, kliring dan inkasi. (kr/rsv
Senin, 30 Mei 2011
BERDEMOKRASI SECARA SYARIAH
Berdemokrasi secara Syariah
14:41 | Filed under Opini, Suara Merdeka | Posted by admin
DEMOKRASI sebagai suatu metode kini tampaknya sedang naik daun dan dipuja-puja, bahkan oleh banyak tokoh Islam dibahas secara objektif. Sejatinya hal yang menjadi keunggulannya seperti fairness dan egalitarian sudah banyak diperbincangkan sehingga tidak perlu dibahas lagi. Namun sebagai metode sosial perlu dipahami kelemahannya agar bisa diantisipasi untuk diatasi secara bersama-sama.
One man one vote dalam pemilu sebagai suatu praktik esensial dan fragmatis dalam demokrasi, katakanlah pada kualitas pemilu yang amat jurdil sekalipun, ternyata juga masih memiliki cacat sosial, yang bisa mengarah pada keruntuhan sosial. Suatu tatanan sosial yang mayoritas penduduknya lemah, tentu mudah diarahkan untuk memilih tokoh yang tidak berkualitas menjadi pimpinan nasionalnya.
Dalam kepemimpinan tokoh yang tidak berkualitas itu maka KKN bisa makin merajalela dan jumlah orang yang tidak berkualitas makin dominan, sehingga jika 5 tahun berikutnya digelar pemilu pasti dimenangi tokoh yang lebih buruk lagi.
Proses sosial seperti itu berlangsung terus sampai akhirnya hancurlah tatanan sosial bangsa negara oleh keburukan kualitas pemimpinnya. Proses sosial ini sering disebut spiraling down, yang mengantarkan suatu bangsa negara pada kehancuran total, terdisintegrasi, dan berantakan.
Demokrasi menjadi pendekatan sosial politik yang baik bila kualitas mayoritas penduduk memang relatif sudah baik. Artinya masyarakat tahu kriteria pemimpin yang bermutu, dan memilihnya berdasarkan ideologi, bukan karena membeli suara atau karena direpresi oleh kekuasaan. Hasilnya tentu mengarah menjadi negara yang makin kuat dan baik. Proses itu bisa disebut spiraling up.
Kita bisa mencontohkan Amerika Serikat dengan kondisi sosio kulturalnya yang amat diuntungkan oleh proses demokrasi liberal. Mayoritas penduduk berpendidikan SMU ke atas, ekonominya relatif baik, di samping visi sosial penduduknya yang umumnya sekulalistik mampu bergerak ke arah spiraling up.
Secara umum bisa dikatakan bahwa proses demokrasi amat rawan praktik money politic dan power politic, yakni permainan uang dan represi kekuasaan oleh mereka yang sedang menikmati kekuasaannya. Kedua praktik sosial itu sering dilakukan oleh kelompok sosial yang materialistik, tidak berakhlak, dan penguasa korup, gila kekuasaan. Rakyat tidak berdaya dan makin tidak berdaya.
Agenda Lain
Dengan memahami seluk-beluk proses demokrasi seperti ini maka tidak seharusnya negara muslim ikut-ikutan asal teriak demokrasi, tanpa memberi penjelasan pada umatnya akan kelemahan atau cacat metode demokrasi.
Proses demokrasi harus dijalankan dengan kendali ketat agar rakyat memilih pemimpin yang memang baik kualitasnya, yang bila menjadi pemimpin formal dapat menjalankan politik terpuji untuk menyelamatkan bangsa dan negaranya.
Satu kewaspadaan lain yang harus dicermati umat Islam Indonesia, karena sudah pernah dialami oleh umat Islam negara lain dalam mengaplikasikan pendekatan demokrasi, adalah adanya ancaman pengkhianatan terhadap proses demokrasi itu sendiri oleh kekuatan internasional yang sok demokratis namun memiliki agenda lain.
Contoh kasus di Aljazair misalnya, tidak akan pernah dilupakan oleh umat Islam Indonesia, yaitu pemilu yang dimenangi gerakan syariah setelah berpuluh tahun mematuhi ajakan berdemokrasi ternyata habis dalam waktu sehari oleh korps militer berjiwa demokratis dan memaksakan visi sosialnya yang antipati serta paranoid terhadap syariah Islam.
Kalau contoh itu menjadi kenyataan politik universal maka demokrasi sebenarnya adalah perangkap musuh dalam rekayasa politik untuk membendung aspirasi umat menegakkan syariah sosial kenegaraannya. Pasalnya mereka sadar bahwa bila umat Islam berkuasa dan menerapkan syariah sosial kenegaraan islami maka mereka tidak punya peluang mengeksploitasi dan menjarah kekayaan Tanah Air milik umat.
Dengan memahami tujuan gerakan syariah dan substansi syariah sosial yang diperjuangkan itu maka sekarang menjadi jelas bahwa gerakan syariah adalah sesuatu yang wajar dalam kehidupan sosial masyarakat heterogen. Perjuangan tersebut bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di Indonesia dan pada saat ini. (10)
— Hj Wuryanti Koentjoro, guru besar Fakultas Ekonomi Unissula Semarang
Opini Suara Merdeka 21 Februari 2011
14:41 | Filed under Opini, Suara Merdeka | Posted by admin
DEMOKRASI sebagai suatu metode kini tampaknya sedang naik daun dan dipuja-puja, bahkan oleh banyak tokoh Islam dibahas secara objektif. Sejatinya hal yang menjadi keunggulannya seperti fairness dan egalitarian sudah banyak diperbincangkan sehingga tidak perlu dibahas lagi. Namun sebagai metode sosial perlu dipahami kelemahannya agar bisa diantisipasi untuk diatasi secara bersama-sama.
One man one vote dalam pemilu sebagai suatu praktik esensial dan fragmatis dalam demokrasi, katakanlah pada kualitas pemilu yang amat jurdil sekalipun, ternyata juga masih memiliki cacat sosial, yang bisa mengarah pada keruntuhan sosial. Suatu tatanan sosial yang mayoritas penduduknya lemah, tentu mudah diarahkan untuk memilih tokoh yang tidak berkualitas menjadi pimpinan nasionalnya.
Dalam kepemimpinan tokoh yang tidak berkualitas itu maka KKN bisa makin merajalela dan jumlah orang yang tidak berkualitas makin dominan, sehingga jika 5 tahun berikutnya digelar pemilu pasti dimenangi tokoh yang lebih buruk lagi.
Proses sosial seperti itu berlangsung terus sampai akhirnya hancurlah tatanan sosial bangsa negara oleh keburukan kualitas pemimpinnya. Proses sosial ini sering disebut spiraling down, yang mengantarkan suatu bangsa negara pada kehancuran total, terdisintegrasi, dan berantakan.
Demokrasi menjadi pendekatan sosial politik yang baik bila kualitas mayoritas penduduk memang relatif sudah baik. Artinya masyarakat tahu kriteria pemimpin yang bermutu, dan memilihnya berdasarkan ideologi, bukan karena membeli suara atau karena direpresi oleh kekuasaan. Hasilnya tentu mengarah menjadi negara yang makin kuat dan baik. Proses itu bisa disebut spiraling up.
Kita bisa mencontohkan Amerika Serikat dengan kondisi sosio kulturalnya yang amat diuntungkan oleh proses demokrasi liberal. Mayoritas penduduk berpendidikan SMU ke atas, ekonominya relatif baik, di samping visi sosial penduduknya yang umumnya sekulalistik mampu bergerak ke arah spiraling up.
Secara umum bisa dikatakan bahwa proses demokrasi amat rawan praktik money politic dan power politic, yakni permainan uang dan represi kekuasaan oleh mereka yang sedang menikmati kekuasaannya. Kedua praktik sosial itu sering dilakukan oleh kelompok sosial yang materialistik, tidak berakhlak, dan penguasa korup, gila kekuasaan. Rakyat tidak berdaya dan makin tidak berdaya.
Agenda Lain
Dengan memahami seluk-beluk proses demokrasi seperti ini maka tidak seharusnya negara muslim ikut-ikutan asal teriak demokrasi, tanpa memberi penjelasan pada umatnya akan kelemahan atau cacat metode demokrasi.
Proses demokrasi harus dijalankan dengan kendali ketat agar rakyat memilih pemimpin yang memang baik kualitasnya, yang bila menjadi pemimpin formal dapat menjalankan politik terpuji untuk menyelamatkan bangsa dan negaranya.
Satu kewaspadaan lain yang harus dicermati umat Islam Indonesia, karena sudah pernah dialami oleh umat Islam negara lain dalam mengaplikasikan pendekatan demokrasi, adalah adanya ancaman pengkhianatan terhadap proses demokrasi itu sendiri oleh kekuatan internasional yang sok demokratis namun memiliki agenda lain.
Contoh kasus di Aljazair misalnya, tidak akan pernah dilupakan oleh umat Islam Indonesia, yaitu pemilu yang dimenangi gerakan syariah setelah berpuluh tahun mematuhi ajakan berdemokrasi ternyata habis dalam waktu sehari oleh korps militer berjiwa demokratis dan memaksakan visi sosialnya yang antipati serta paranoid terhadap syariah Islam.
Kalau contoh itu menjadi kenyataan politik universal maka demokrasi sebenarnya adalah perangkap musuh dalam rekayasa politik untuk membendung aspirasi umat menegakkan syariah sosial kenegaraannya. Pasalnya mereka sadar bahwa bila umat Islam berkuasa dan menerapkan syariah sosial kenegaraan islami maka mereka tidak punya peluang mengeksploitasi dan menjarah kekayaan Tanah Air milik umat.
Dengan memahami tujuan gerakan syariah dan substansi syariah sosial yang diperjuangkan itu maka sekarang menjadi jelas bahwa gerakan syariah adalah sesuatu yang wajar dalam kehidupan sosial masyarakat heterogen. Perjuangan tersebut bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, termasuk di Indonesia dan pada saat ini. (10)
— Hj Wuryanti Koentjoro, guru besar Fakultas Ekonomi Unissula Semarang
Opini Suara Merdeka 21 Februari 2011
Senin, 23 Mei 2011
DUNIA SASTRA - PUISI CHAIRIL ANWAR
PROFIL
PROFIL
Chairil Anwar (1922-1949) Penyair Legendaris Indonesia Puisi-puisi "Si Binatang Jalang" Chairil Anwar telah menjadi inspirasi bagi perjuangan kemerdekaan bangsanya. Pria kelahiran Medan, 26 Juli 1922, ini seorang penyair legendaris Indonesia yang karya-karyanya hidup dalam batin (digemari) sepanjang zaman. Salah satu bukti keabadian karyanya, pada Jumat 8 Juni 2007, Chairil Anwar, yang meninggal di Jakarta, 28 April 1949, masih dianugerahi penghargaan Dewan Kesenian Bekasi (DKB) Award 2007 untuk kategori seniman sastra. Penghargaan itu diterima putrinya, Evawani Alissa Chairil Anwar. Chairil memang penyair besar yang menginspirasi dan mengapresiasi upaya manusia meraih kemerdekaan, termasuk perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Hal ini, antara lain tercermin dari sajaknya bertajuk: "Krawang-Bekasi", yang disadurnya dari sajak "The Young Dead Soldiers", karya Archibald MacLeish (1948). Dia juga menulis sajak "Persetujuan dengan Bung Karno", yang merefleksikan dukungannya pada Bung Karno untuk terus mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945. Bahkan sajaknya yang berjudul "Aku" dan "Diponegoro" juga banyak diapresiasi orang sebagai sajak perjuangan. Kata Aku binatang jalang dalam sajak Aku, diapresiasi sebagai dorongan kata hati rakyat Indonesia untuk bebas merdeka. Chairil Anwar yang dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dalam karyanya berjudul Aku) adalah pelopor Angkatan '45 yang menciptakan trend baru pemakaian kata dalam berpuisi yang terkesan sangat lugas, solid dan kuat. Dia bersama Asrul Sani dan Rivai Apin memelopori puisi modern Indonesia. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Hari meninggalnya diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Chairil menekuni pendidikan HIS dan MULO, walau pendidikan MULO-nya tidak tamat. Puisi-puisinya digemari hingga saat ini. Salah satu puisinya yang paling terkenal sering dideklamasikan berjudul Aku ( "Aku mau hidup Seribu Tahun lagi!"). Selain menulis puisi, ia juga menerjemahkan karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah menjadi redaktur ruang budaya Siasat “Gelanggang” dan Gema Suasana. Dia juga mendirikan “Gelanggang Seniman Merdeka” (1946). Kumpulan puisinya antara lain: Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949); Deru Campur Debu (1949); Tiga Menguak Takdir (1950 bersama Asrul Sani dan Rivai Apin); Aku Ini Binatang Jalang (1986); Koleksi sajak 1942-1949", diedit oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986); Derai-derai Cemara (1998). Buku kumpulan puisinya diterbitkan Gramedia berjudul Aku ini Binatang Jalang (1986).
PRAJURIT JAGA MALAM
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
(1948)
Siasat, Th III, No. 96/949
MALAM
Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang
Zaman Baru,
No. 11-12, 20-30 Agustus 1957
KRAWANG-BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
(1948)
Brawidjaja, Jilid 7, No 16, 1957
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya, Th III, No. 8, Agustus 1954
PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
(1948)
Liberty, Jilid 7, No 297, 1954
AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
PROFIL
Chairil Anwar (1922-1949) Penyair Legendaris Indonesia Puisi-puisi "Si Binatang Jalang" Chairil Anwar telah menjadi inspirasi bagi perjuangan kemerdekaan bangsanya. Pria kelahiran Medan, 26 Juli 1922, ini seorang penyair legendaris Indonesia yang karya-karyanya hidup dalam batin (digemari) sepanjang zaman. Salah satu bukti keabadian karyanya, pada Jumat 8 Juni 2007, Chairil Anwar, yang meninggal di Jakarta, 28 April 1949, masih dianugerahi penghargaan Dewan Kesenian Bekasi (DKB) Award 2007 untuk kategori seniman sastra. Penghargaan itu diterima putrinya, Evawani Alissa Chairil Anwar. Chairil memang penyair besar yang menginspirasi dan mengapresiasi upaya manusia meraih kemerdekaan, termasuk perjuangan bangsa Indonesia untuk melepaskan diri dari penjajahan. Hal ini, antara lain tercermin dari sajaknya bertajuk: "Krawang-Bekasi", yang disadurnya dari sajak "The Young Dead Soldiers", karya Archibald MacLeish (1948). Dia juga menulis sajak "Persetujuan dengan Bung Karno", yang merefleksikan dukungannya pada Bung Karno untuk terus mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945. Bahkan sajaknya yang berjudul "Aku" dan "Diponegoro" juga banyak diapresiasi orang sebagai sajak perjuangan. Kata Aku binatang jalang dalam sajak Aku, diapresiasi sebagai dorongan kata hati rakyat Indonesia untuk bebas merdeka. Chairil Anwar yang dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dalam karyanya berjudul Aku) adalah pelopor Angkatan '45 yang menciptakan trend baru pemakaian kata dalam berpuisi yang terkesan sangat lugas, solid dan kuat. Dia bersama Asrul Sani dan Rivai Apin memelopori puisi modern Indonesia. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC dan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Hari meninggalnya diperingati sebagai Hari Chairil Anwar. Chairil menekuni pendidikan HIS dan MULO, walau pendidikan MULO-nya tidak tamat. Puisi-puisinya digemari hingga saat ini. Salah satu puisinya yang paling terkenal sering dideklamasikan berjudul Aku ( "Aku mau hidup Seribu Tahun lagi!"). Selain menulis puisi, ia juga menerjemahkan karya sastra asing ke dalam bahasa Indonesia. Dia juga pernah menjadi redaktur ruang budaya Siasat “Gelanggang” dan Gema Suasana. Dia juga mendirikan “Gelanggang Seniman Merdeka” (1946). Kumpulan puisinya antara lain: Kerikil Tajam dan yang Terampas dan yang Putus (1949); Deru Campur Debu (1949); Tiga Menguak Takdir (1950 bersama Asrul Sani dan Rivai Apin); Aku Ini Binatang Jalang (1986); Koleksi sajak 1942-1949", diedit oleh Pamusuk Eneste, kata penutup oleh Sapardi Djoko Damono (1986); Derai-derai Cemara (1998). Buku kumpulan puisinya diterbitkan Gramedia berjudul Aku ini Binatang Jalang (1986).
PRAJURIT JAGA MALAM
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam
Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian
ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini
Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam
Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu......
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !
(1948)
Siasat, Th III, No. 96/949
MALAM
Mulai kelam
belum buntu malam
kami masih berjaga
--Thermopylae?-
- jagal tidak dikenal ? -
tapi nanti
sebelum siang membentang
kami sudah tenggelam hilang
Zaman Baru,
No. 11-12, 20-30 Agustus 1957
KRAWANG-BEKASI
Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,
terbayang kami maju dan mendegap hati ?
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
Kenang, kenanglah kami.
Kami sudah coba apa yang kami bisa
Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa
Kami cuma tulang-tulang berserakan
Tapi adalah kepunyaanmu
Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan
Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapan
atau tidak untuk apa-apa,
Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
Kaulah sekarang yang berkata
Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
Kenang, kenanglah kami
Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir
Kami sekarang mayat
Berikan kami arti
Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian
Kenang, kenanglah kami
yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
(1948)
Brawidjaja, Jilid 7, No 16, 1957
DIPONEGORO
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang
(Februari 1943)
Budaya, Th III, No. 8, Agustus 1954
PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO
Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut
Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh
(1948)
Liberty, Jilid 7, No 297, 1954
AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943
Rabu, 18 Mei 2011
ENAM TAHUN UNIT USAHA SYARIAH BANK BTN
ENAM TAHUN UNIT USAHA SYARIAH BANK BTN
Pendahuluan
Dilatarbelakangi oleh marak dan tumbuhnya perbankan syariah di kawasan global, nasional dan regional, serta didasari pula munculnya kebutuhan riil masyarakat pada umumnya untuk memanfaatkan sistem perbankan syariah, dan didukung komitmen Bank BTN untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat terutama masyarakat yang membutuhkan jasa keuangan syariah, maka pada pertengahan tahun 2004, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mengamanatkan pembentukan Unit Usaha Syariah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai Unit Bisnis. Hal ini juga dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan Bank BTN kepada seluruh nasabahnya melalui penyediaan alternatif layanan syariah dengan menerapkan dual banking system.
Lahirnya Unit Usaha Syariah BTN
Untuk menindaklanjuti keputusan RUPS tesebut, maka pada tanggal 4 November 2004 Bank BTN telah membentuk Unit Usaha Syariah yang bertugas mengelola unit bisnis perbankan berdasarkan prinsip syariah, sekaligus menunjuk konsultan pendamping pembentukan Unit Usaha Syariah Bank BTN yaitu PT. Batasa Tazkia. Alhamdulillah Bank Indonesia melalui surat No.6/1350/DPbS tanggal 15 Desember 2004, telah memberikan Izin Prinsip bagi Pembukaan Kantor Cabang Syariah Bank BTN. Pada tanggal 14 Pebruari 2005, bertepatan dengan 5 Muharram 1426 H, telah diadakan acara Pembukaan BTN Kantor Cabang Syariah yang Pertama yaitu di Jakarta, beralamat di Gedung Menara Bank BTN Lantai 2 Jl. Gajah Mada No. 1 Jakarta. Acara ini juga menandai mulai beroperasinya BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta. Selanjutnya pembukaan BTN Kantor Cabang Syariah yang Kedua adalah Bandung tgl. 28 Februari 2005, dan ketiga adalah Surabaya tanggal 17 Maret 2005, serta berikutnya Kantor Cabang Syariah ke-empat adalah Yogyakarta pada tanggal 4 April 2005. Kantor Cabang Syariah ke-lima adalah Makassar pada tanggal 11 April 2005.
Perkembangan Jaringan
Sejak berdiri tanggal 4 Nopember 2004 sampai saat ini, perkembangan UUS BTN cukup menggembirakan dan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Dengan dukungan faktor eksternal yakni dari pemulihan makroekonomi yang semakin kondusif dan faktor internal yang terus mendukung pertumbuhan UUS BTN, diyakini UUS BTN akan terus tumbuh dan berkembang di masa depan. Saat ini pertumbuhan penyebaran jaringan kantor cabang dan kantor layanan syariah UUS BTN megalami pertumbuhan pesat. Pada tahun 2005 pembukaan cabang hanya 5 Kantor Cabang Syariah (Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Makassar), dan sampai bulan Juli 2010 jumlah tersebut kantor cabang telah mencapai 20 kantor atau tumbuh sekitar 400%. Jaringan kantor tersebut telah menjangkau masyarakat di hampir semua kota besar. Setelah 5 Kantor Cabang sebagaimana tersebut di atas dibuka, selanjutnya berturut-turut lahir Cabang Syariah Solo, Malang, Batam, Medan, Tangerang, Bogor, Bekasi, Pekanbaru, Semarang, Banjarmasin, Cirebon, Jakarta Pasar Minggu, Balikpapan, Palembang dan Cilegon. Jadi sampai saat ini sudah ada 20 Kantor Cabang Syariah BTN. Tahun 2009 telah lahir Kantor Cabang Pembantu Syariah pertama, yaitu KCPS Embong Kenongo Surabaya dan tahun 2010 telah lahir KCPS kedua yaitu KCPS CondongCatur Yogyakarta. Insya Allah pada tahun 2010 ini akan lahir Kantor Cabang Pembantu Syariah yang ke-3 dan seterusnya yaitu Kantor Cabang Pembantu Syariah Jombang, Kelapa Gading, Depok, Fatmawati Jakarta, Simpang Lima Semarang, Soekarno Hatta Malang, Tanah Abang Jakarta. Insya Alloh, pada akhir tahun 2010 atau awal tahun 2011 akan dibuka Kantor Cabang Syariah Tasikmalaya sebagai KCS yang ke-21. Untuk memperkuat pasar sekaligus melakukan penetrasi khususnya dalam penghimpunan dana pihak ketiga, Unit Usaha Syariah Bank BTN juga membuka Office Chanelling / Kantor Layanan Syariah di kantor-kantor Cabang dan Capem BTN Konvensional. Sampai dengan bulan Juli 2010 berjumlah 177 Outlet.
Kompetensi yang khas
Pertumbuhan BTN Syariah telah berkembang sedemikan pesatnya. Dari segi Outlet yang pada tahun 2005 yang semula 5 outlet KCS, tahun 2010 menjadi 20 outlet KCS, berarti tumbuh 400%. Dari segi Asset pada tahun 2005 yang semula hanya Rp 191, 47 Milyar, tahun 2010 (Bulan Juli ) Rp 2,735 Trilyun, berarti tumbuh 1.432 %. Pertumbuhan yang luar biasa ini menimbulkan impact bagi kebutuhan tersedianya Sumber Daya Insani (SDI) perbankan syariah yang meningkat pula. Terjadinya kesenjangan (Time Lag) antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga profesional perbankan syariah, khususnya pada level managerial, menimbulkan tarik menarik (Hi Jack) / pembajakan tenaga profesional perbankan syariah tak terelakkan. Kebutuhan yang tinggi tenaga profesional perbankan syariah karena kompetensi bankir syariah dan konvensional berbeda, antara lain :
a. Kekhasan dalam menghadapi Customer
Mengedepankan transparansi , kesetaraan, kemitraan, bagi hasil yang berkeadilan dan berkeseimbangan dalam meraih profit dan menanggung resiko. Jujur, karena prinsipnya seluruh aktivitas kegiatan disaksikan Alloh SWT dan bernilai ibadah. Laporan distribusi Bagi hasil diumumkan setiap awal bulan di seluruh counter Kantor Cabang Syariah.
b. Kekhasan dalam kebijakan restrukturisasi
Denda dikenakan sifatnya mendidik (education), dan hasil denda bukanlah pendapatan bank, tetapi menjadi dana sosial yang wajib disalurkan ke Dana Qardhul Hasan untuk orang miskin, anak yatim, dan lain-lain yang termasuk 8 asnaf penerima dana zakat dan shodaqoh. Seluruh alternative solusi disampaikan secara terbuka. Seluruh beban restrukturisasi pembiayaan apabila karena resiko bisnis ditanggung bersama. Debitur yang kooperatif tidak akan dirugikan, dan didorong untuk terus berbisnis jika memang feasible.
Produk-Produk Unit Usaha Syariah Bank BTN
Sebagai bank yang beroperasi berlandaskan prinsip syariah, BTN Syariah menyediakan berbagai jenis produk dan jasa, antara lain :
1. Produk Penghimpunan Dana, berlandaskan pada :
a. Prinsip Titipan yaitu Giro Batara iB dan Tabungan Batara iB. Dan ada pula produk unggulan tabungan haji yaitu Tabungan Haji Baitullah.
b. Prinsip Investasi, misalnya Tabungan Investa Batara, dengan nisbah bagi hasil 38% untuk nasabah dan 62% untuk bank, Serta Deposito Batara iB dengan nisbah bagi hasil nasabah : bank sbb : 50%:50% untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan, 49%:51% untuk jangka waktu 6 dan 12 bulan, serta 32,5%:67,5% untuk jangka waktu 24 bulan.
c. Prinsip Bagi hasil, misalnya Deposito On Call (DOC) Batara iB, dimana bagi hasilnya sangat kompetitif, disesuaikan dengan situasi persaingan di pasar. Produk ini tergolong baru, jangka waktunya minimal 1 hari, maksimal 28 hari.
2. Produk Penyaluran Dana (Pembiayaan), berlandaskan pada :
a. Prinsip Jual Beli (Murabahah) dengan pembayaran angsuran, yaitu KPR BTN Syariah (maksimal jangka waktu 15 tahun) dengan margin mulai dari 13,25% sampai dengan 15% per-tahun, Pembiayaan Murabahah Multiguna (pembelian mobil dengan maksimal jangka waktu 5 tahun dan motor dengan maksimal jangka waktu 3 tahun) dengan margin mulai dari 8,7% sampai dengan 10,14% per-tahun.
b. Prinsip Bagi Hasil, yaitu Pembiayaan Musyarakah (pembiayaan modal kerja konstruksi dan usaha kecil menengah/UKM). Kepada pengembang perumahan diberikan special skim pembiayaan konstruksi dan kemudahan realisasi KPR untuk usernya serta bantuan konsultasi untuk proses pencairan subsidi Uang Muka KPR RSH. Dan Pembiayaan Mudharabah (pembiayaan modal kerja untuk BMT/Lembaga Keuangan Mikro Syariah/Koperasi Syariah dan BPRS). Pembiayaan Mudharabah ini adalah produk unggulan BTN Syariah dan menjadi “favorit” di kalangan pelaku UKM dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah.
c. Produk Gadai Emas, produk dengan sistem gadai dengan proses yang praktis dan cepat, “ada barang (emas) ada uang...!”
d. Prinsip Sewa/Sewa Beli, yaitu Ijarah & insya Alloh dalam waktu dekat dilaunching produk Musyarakah Muntanaqisah (MMQ) dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT).
e. Prinsip Pinjaman, yaitu Qard / Qardhul Hasan. (Skim sosial untuk kaum dhuafa), bekerjasama dengan BAZIS BTN dan lembaga LAZIS lainnya.
f. Prinsip Pesanan, yaitu KPR Indensya (pesanan pembelian rumah/KPR Indent) dengan pembayaran angsuran dan Salam (pesanan pembelian untuk hasil pertanian atau hasil produksi yang dapat diukur dan jelas ditentukan banyaknya).
g. Prinsip Kafalah, yaitu produk Pembiayaan MULTIJASA, dimana digunakan untuk pembiayaan pendidikan, pernikahan, perjalanan wisata (travelling), kesehatan dan lain-lain.
Produk Jasa perbankan, seperti Pembayaran Gaji Karyawan (Payroll Payment), SPP Online, PPO/PPT (Giro Investa), Kiriman Uang, Transfer, Kliring, Inkaso dan produk-produk lainnya.
Keberhasilan dalam kinerja di atas tak lepas dari dukungan Office Chanelling / Kantor Layanan Syariah yang sampai dengan bulan Juli 2010 berjumlah 177 Outlet. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh staf dan pejabat OC/KLS atas semua jerih payahnya sehingga kinerja keseluruhan UUS BTN juga terangkat.
Pada tanggal 4 Nopember 2010 yang lalu Sharia Division genap berusia 6 tahun, meski dalam usia yang belia, insya Alloh, tahun 2011 Sharia Division bisa membenahi seluruh infrastruktur termasuk Teknologi Informasinya, disamping tentu saja meningkatkan kompetensi Sumber Daya Insaninya. Dengan kerja keras dan semangat yang tinggi, tidaklah mustahil jika pada tahun 2012 atau 2013 Sharia Division bisa mandiri dan spin off. Kesuksesan dan perkembangan UUS BTN masih harus ditingkatkan oleh seluruh jajaran staf dan pejabat BTN sehingga bisa terus bertumbuh secara sustainable dan berkesinambungan. Strategi yang tepat dan cermat dalam berinovasi dan berkreativitas untuk pengembangan UUS BTN harus terus dilakukan dengan tetap mengutamakan koridor prudent (penerapan prinsip kehati-hatian bank). Namun demikian, perkembangan UUS BTN sejauh ini secara jujur harus diakui masih belum lepas dari berbagai masalah dan kendala yang terus dicermati dan diselesaikan dengan baik. Doa dan dukungan dari semua pihak kami harapkan. Bank BTN Syariah, MAJU DAN SEJAHTERA BERSAMA…MILIK KITA SEMUA!
***************** Jakarta, kawasan Harmoni, Jl. Gadjah Mada no. 1 Jakarta Pusat, dikutip dari tulisan HANAN WIHASTO di majalah PARAS BTN edisi Oktober 2010.
Pendahuluan
Dilatarbelakangi oleh marak dan tumbuhnya perbankan syariah di kawasan global, nasional dan regional, serta didasari pula munculnya kebutuhan riil masyarakat pada umumnya untuk memanfaatkan sistem perbankan syariah, dan didukung komitmen Bank BTN untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat terutama masyarakat yang membutuhkan jasa keuangan syariah, maka pada pertengahan tahun 2004, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. Bank Tabungan Negara (Persero) mengamanatkan pembentukan Unit Usaha Syariah PT. Bank Tabungan Negara (Persero) sebagai Unit Bisnis. Hal ini juga dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan Bank BTN kepada seluruh nasabahnya melalui penyediaan alternatif layanan syariah dengan menerapkan dual banking system.
Lahirnya Unit Usaha Syariah BTN
Untuk menindaklanjuti keputusan RUPS tesebut, maka pada tanggal 4 November 2004 Bank BTN telah membentuk Unit Usaha Syariah yang bertugas mengelola unit bisnis perbankan berdasarkan prinsip syariah, sekaligus menunjuk konsultan pendamping pembentukan Unit Usaha Syariah Bank BTN yaitu PT. Batasa Tazkia. Alhamdulillah Bank Indonesia melalui surat No.6/1350/DPbS tanggal 15 Desember 2004, telah memberikan Izin Prinsip bagi Pembukaan Kantor Cabang Syariah Bank BTN. Pada tanggal 14 Pebruari 2005, bertepatan dengan 5 Muharram 1426 H, telah diadakan acara Pembukaan BTN Kantor Cabang Syariah yang Pertama yaitu di Jakarta, beralamat di Gedung Menara Bank BTN Lantai 2 Jl. Gajah Mada No. 1 Jakarta. Acara ini juga menandai mulai beroperasinya BTN Kantor Cabang Syariah Jakarta. Selanjutnya pembukaan BTN Kantor Cabang Syariah yang Kedua adalah Bandung tgl. 28 Februari 2005, dan ketiga adalah Surabaya tanggal 17 Maret 2005, serta berikutnya Kantor Cabang Syariah ke-empat adalah Yogyakarta pada tanggal 4 April 2005. Kantor Cabang Syariah ke-lima adalah Makassar pada tanggal 11 April 2005.
Perkembangan Jaringan
Sejak berdiri tanggal 4 Nopember 2004 sampai saat ini, perkembangan UUS BTN cukup menggembirakan dan dapat dikatakan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Dengan dukungan faktor eksternal yakni dari pemulihan makroekonomi yang semakin kondusif dan faktor internal yang terus mendukung pertumbuhan UUS BTN, diyakini UUS BTN akan terus tumbuh dan berkembang di masa depan. Saat ini pertumbuhan penyebaran jaringan kantor cabang dan kantor layanan syariah UUS BTN megalami pertumbuhan pesat. Pada tahun 2005 pembukaan cabang hanya 5 Kantor Cabang Syariah (Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Makassar), dan sampai bulan Juli 2010 jumlah tersebut kantor cabang telah mencapai 20 kantor atau tumbuh sekitar 400%. Jaringan kantor tersebut telah menjangkau masyarakat di hampir semua kota besar. Setelah 5 Kantor Cabang sebagaimana tersebut di atas dibuka, selanjutnya berturut-turut lahir Cabang Syariah Solo, Malang, Batam, Medan, Tangerang, Bogor, Bekasi, Pekanbaru, Semarang, Banjarmasin, Cirebon, Jakarta Pasar Minggu, Balikpapan, Palembang dan Cilegon. Jadi sampai saat ini sudah ada 20 Kantor Cabang Syariah BTN. Tahun 2009 telah lahir Kantor Cabang Pembantu Syariah pertama, yaitu KCPS Embong Kenongo Surabaya dan tahun 2010 telah lahir KCPS kedua yaitu KCPS CondongCatur Yogyakarta. Insya Allah pada tahun 2010 ini akan lahir Kantor Cabang Pembantu Syariah yang ke-3 dan seterusnya yaitu Kantor Cabang Pembantu Syariah Jombang, Kelapa Gading, Depok, Fatmawati Jakarta, Simpang Lima Semarang, Soekarno Hatta Malang, Tanah Abang Jakarta. Insya Alloh, pada akhir tahun 2010 atau awal tahun 2011 akan dibuka Kantor Cabang Syariah Tasikmalaya sebagai KCS yang ke-21. Untuk memperkuat pasar sekaligus melakukan penetrasi khususnya dalam penghimpunan dana pihak ketiga, Unit Usaha Syariah Bank BTN juga membuka Office Chanelling / Kantor Layanan Syariah di kantor-kantor Cabang dan Capem BTN Konvensional. Sampai dengan bulan Juli 2010 berjumlah 177 Outlet.
Kompetensi yang khas
Pertumbuhan BTN Syariah telah berkembang sedemikan pesatnya. Dari segi Outlet yang pada tahun 2005 yang semula 5 outlet KCS, tahun 2010 menjadi 20 outlet KCS, berarti tumbuh 400%. Dari segi Asset pada tahun 2005 yang semula hanya Rp 191, 47 Milyar, tahun 2010 (Bulan Juli ) Rp 2,735 Trilyun, berarti tumbuh 1.432 %. Pertumbuhan yang luar biasa ini menimbulkan impact bagi kebutuhan tersedianya Sumber Daya Insani (SDI) perbankan syariah yang meningkat pula. Terjadinya kesenjangan (Time Lag) antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga profesional perbankan syariah, khususnya pada level managerial, menimbulkan tarik menarik (Hi Jack) / pembajakan tenaga profesional perbankan syariah tak terelakkan. Kebutuhan yang tinggi tenaga profesional perbankan syariah karena kompetensi bankir syariah dan konvensional berbeda, antara lain :
a. Kekhasan dalam menghadapi Customer
Mengedepankan transparansi , kesetaraan, kemitraan, bagi hasil yang berkeadilan dan berkeseimbangan dalam meraih profit dan menanggung resiko. Jujur, karena prinsipnya seluruh aktivitas kegiatan disaksikan Alloh SWT dan bernilai ibadah. Laporan distribusi Bagi hasil diumumkan setiap awal bulan di seluruh counter Kantor Cabang Syariah.
b. Kekhasan dalam kebijakan restrukturisasi
Denda dikenakan sifatnya mendidik (education), dan hasil denda bukanlah pendapatan bank, tetapi menjadi dana sosial yang wajib disalurkan ke Dana Qardhul Hasan untuk orang miskin, anak yatim, dan lain-lain yang termasuk 8 asnaf penerima dana zakat dan shodaqoh. Seluruh alternative solusi disampaikan secara terbuka. Seluruh beban restrukturisasi pembiayaan apabila karena resiko bisnis ditanggung bersama. Debitur yang kooperatif tidak akan dirugikan, dan didorong untuk terus berbisnis jika memang feasible.
Produk-Produk Unit Usaha Syariah Bank BTN
Sebagai bank yang beroperasi berlandaskan prinsip syariah, BTN Syariah menyediakan berbagai jenis produk dan jasa, antara lain :
1. Produk Penghimpunan Dana, berlandaskan pada :
a. Prinsip Titipan yaitu Giro Batara iB dan Tabungan Batara iB. Dan ada pula produk unggulan tabungan haji yaitu Tabungan Haji Baitullah.
b. Prinsip Investasi, misalnya Tabungan Investa Batara, dengan nisbah bagi hasil 38% untuk nasabah dan 62% untuk bank, Serta Deposito Batara iB dengan nisbah bagi hasil nasabah : bank sbb : 50%:50% untuk jangka waktu 1 dan 3 bulan, 49%:51% untuk jangka waktu 6 dan 12 bulan, serta 32,5%:67,5% untuk jangka waktu 24 bulan.
c. Prinsip Bagi hasil, misalnya Deposito On Call (DOC) Batara iB, dimana bagi hasilnya sangat kompetitif, disesuaikan dengan situasi persaingan di pasar. Produk ini tergolong baru, jangka waktunya minimal 1 hari, maksimal 28 hari.
2. Produk Penyaluran Dana (Pembiayaan), berlandaskan pada :
a. Prinsip Jual Beli (Murabahah) dengan pembayaran angsuran, yaitu KPR BTN Syariah (maksimal jangka waktu 15 tahun) dengan margin mulai dari 13,25% sampai dengan 15% per-tahun, Pembiayaan Murabahah Multiguna (pembelian mobil dengan maksimal jangka waktu 5 tahun dan motor dengan maksimal jangka waktu 3 tahun) dengan margin mulai dari 8,7% sampai dengan 10,14% per-tahun.
b. Prinsip Bagi Hasil, yaitu Pembiayaan Musyarakah (pembiayaan modal kerja konstruksi dan usaha kecil menengah/UKM). Kepada pengembang perumahan diberikan special skim pembiayaan konstruksi dan kemudahan realisasi KPR untuk usernya serta bantuan konsultasi untuk proses pencairan subsidi Uang Muka KPR RSH. Dan Pembiayaan Mudharabah (pembiayaan modal kerja untuk BMT/Lembaga Keuangan Mikro Syariah/Koperasi Syariah dan BPRS). Pembiayaan Mudharabah ini adalah produk unggulan BTN Syariah dan menjadi “favorit” di kalangan pelaku UKM dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah.
c. Produk Gadai Emas, produk dengan sistem gadai dengan proses yang praktis dan cepat, “ada barang (emas) ada uang...!”
d. Prinsip Sewa/Sewa Beli, yaitu Ijarah & insya Alloh dalam waktu dekat dilaunching produk Musyarakah Muntanaqisah (MMQ) dan Ijarah Muntahiyah Bittamlik (IMBT).
e. Prinsip Pinjaman, yaitu Qard / Qardhul Hasan. (Skim sosial untuk kaum dhuafa), bekerjasama dengan BAZIS BTN dan lembaga LAZIS lainnya.
f. Prinsip Pesanan, yaitu KPR Indensya (pesanan pembelian rumah/KPR Indent) dengan pembayaran angsuran dan Salam (pesanan pembelian untuk hasil pertanian atau hasil produksi yang dapat diukur dan jelas ditentukan banyaknya).
g. Prinsip Kafalah, yaitu produk Pembiayaan MULTIJASA, dimana digunakan untuk pembiayaan pendidikan, pernikahan, perjalanan wisata (travelling), kesehatan dan lain-lain.
Produk Jasa perbankan, seperti Pembayaran Gaji Karyawan (Payroll Payment), SPP Online, PPO/PPT (Giro Investa), Kiriman Uang, Transfer, Kliring, Inkaso dan produk-produk lainnya.
Keberhasilan dalam kinerja di atas tak lepas dari dukungan Office Chanelling / Kantor Layanan Syariah yang sampai dengan bulan Juli 2010 berjumlah 177 Outlet. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh staf dan pejabat OC/KLS atas semua jerih payahnya sehingga kinerja keseluruhan UUS BTN juga terangkat.
Pada tanggal 4 Nopember 2010 yang lalu Sharia Division genap berusia 6 tahun, meski dalam usia yang belia, insya Alloh, tahun 2011 Sharia Division bisa membenahi seluruh infrastruktur termasuk Teknologi Informasinya, disamping tentu saja meningkatkan kompetensi Sumber Daya Insaninya. Dengan kerja keras dan semangat yang tinggi, tidaklah mustahil jika pada tahun 2012 atau 2013 Sharia Division bisa mandiri dan spin off. Kesuksesan dan perkembangan UUS BTN masih harus ditingkatkan oleh seluruh jajaran staf dan pejabat BTN sehingga bisa terus bertumbuh secara sustainable dan berkesinambungan. Strategi yang tepat dan cermat dalam berinovasi dan berkreativitas untuk pengembangan UUS BTN harus terus dilakukan dengan tetap mengutamakan koridor prudent (penerapan prinsip kehati-hatian bank). Namun demikian, perkembangan UUS BTN sejauh ini secara jujur harus diakui masih belum lepas dari berbagai masalah dan kendala yang terus dicermati dan diselesaikan dengan baik. Doa dan dukungan dari semua pihak kami harapkan. Bank BTN Syariah, MAJU DAN SEJAHTERA BERSAMA…MILIK KITA SEMUA!
***************** Jakarta, kawasan Harmoni, Jl. Gadjah Mada no. 1 Jakarta Pusat, dikutip dari tulisan HANAN WIHASTO di majalah PARAS BTN edisi Oktober 2010.
PEMBIAYAAN SYARIAH NAIK 48 %
Pembiayaan Syariah Naik 48%
Pembiayaan bank syariah mencapai Rp74,253 triliun pada kuartal pertama 2011. Realisasi pembiayaan sepanjang kuartal pertama ini, terutama masih didominasi akad murabahah (jual beli). Data BI per Maret 2011 menunjukkan terjadi peningkatan pembiayaan syariah dari tahun ke tahun (yoy) sekitar 48 persen dari Maret 2010 Rp50,206 triliun. Sementara itu, akad jual beli sepanjang kuartal pertama meningkat hingga Rp40,877 triliun dari sebelumnya Rp28,269 triliun.
Sementara pembiayaan dengan akad musyarakah (kerja sama) juga memiliki kontribusi cukup dominan sebesar Rp14,677 triliun atau meningkat dari posisi Rp11,216 triliun. Sedangkan pembiayaan mudharabah (bagi hasil) menunjukkan peningkatan dari Rp 6,716 triliun menjadi Rp 8,767 triliun.
Hal ini juga terlihat pada pembiayaan dengan akad qard (di mana bank syariah mendapatkan fee atau ujrah) dari Rp2,775 triliun menjadi Rp6,721 triliun.
Peningkatan juga terjadi pada pembiayaan dengan akad ijarah (pemindahan hak guna manfaat) dari Rp1,324 triliun menjadi Rp2,417 triliun.
Namun sayangnya, penurunan justru terjadi pada pembiayaan dengan akad istishna (perdagangan berjangka). Dari Rp 460 miliar, pembiayaan ini turun menjadi Rp 360 miliar. Ini pun terjadi pada pembiayaan dengan akad salam. Bahkan, angka pembiayaan tak beranjak dari posisi nol rupiah.
BI juga mencatat, sebagian besar pembiayaan perbankan syariah ini disalurkan pada sektor jasa. Sektor ini mendominasi hingga Rp20,210 triliun, disusul dengan sektor perdagangan, restoran, dan hotel hingga Rp7,689 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran pembiayaan bank syariah lebih banyak ke sektor modal kerja hingga Rp32,771 triliun. Sedangkan untuk konsumsi dan investasi juga memiliki kontribusi cukup signifikan dengan penyaluran pembiayaan masing-masing Rp27,112 triliun dan Rp14,370 triliun.
Sementara itu, sejumlah pelaku perbankan syariah mengaku optimistis pembiayaan bakal terus tumbuh. Bank Muamalat Indonesia, misalnya, yakin dapat meningkatkan pembiayaannya hingga 50 persen dari akhir 2010 lalu sebesar Rp15,9 triliun.
Selain ritel, Muamalat juga aktif menggenjot sektor korporasi. “Untuk sindikasi, kita bahkan targetkan bakal meningkat menjadi 15 persen dari sebelumnya 13 persen,” kata Direktur Korporasi Bank Muamalat, Luluk Mahfuda, beberapa waktu lalu.
Hal senada juga diakui Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Yuslam Fauzi, pada wartawan akhir pekan lalu. Bank syariah ini yakin akan bisa meningkatkan pembiayaannya hingga 25 hingga 30 persen pada 2011.
Karena itu, ia mengaku bakal meminta tambahan modal lagi dari induknya, Bank Mandiri, hingga Rp210 miliar. “Kalau bisa dua kalinya,” ujarnya. Hal ini juga dilakukan untuk mempertahankan rasio kecukupan modal. (Republika)
Pembiayaan bank syariah mencapai Rp74,253 triliun pada kuartal pertama 2011. Realisasi pembiayaan sepanjang kuartal pertama ini, terutama masih didominasi akad murabahah (jual beli). Data BI per Maret 2011 menunjukkan terjadi peningkatan pembiayaan syariah dari tahun ke tahun (yoy) sekitar 48 persen dari Maret 2010 Rp50,206 triliun. Sementara itu, akad jual beli sepanjang kuartal pertama meningkat hingga Rp40,877 triliun dari sebelumnya Rp28,269 triliun.
Sementara pembiayaan dengan akad musyarakah (kerja sama) juga memiliki kontribusi cukup dominan sebesar Rp14,677 triliun atau meningkat dari posisi Rp11,216 triliun. Sedangkan pembiayaan mudharabah (bagi hasil) menunjukkan peningkatan dari Rp 6,716 triliun menjadi Rp 8,767 triliun.
Hal ini juga terlihat pada pembiayaan dengan akad qard (di mana bank syariah mendapatkan fee atau ujrah) dari Rp2,775 triliun menjadi Rp6,721 triliun.
Peningkatan juga terjadi pada pembiayaan dengan akad ijarah (pemindahan hak guna manfaat) dari Rp1,324 triliun menjadi Rp2,417 triliun.
Namun sayangnya, penurunan justru terjadi pada pembiayaan dengan akad istishna (perdagangan berjangka). Dari Rp 460 miliar, pembiayaan ini turun menjadi Rp 360 miliar. Ini pun terjadi pada pembiayaan dengan akad salam. Bahkan, angka pembiayaan tak beranjak dari posisi nol rupiah.
BI juga mencatat, sebagian besar pembiayaan perbankan syariah ini disalurkan pada sektor jasa. Sektor ini mendominasi hingga Rp20,210 triliun, disusul dengan sektor perdagangan, restoran, dan hotel hingga Rp7,689 triliun.
Berdasarkan jenis penggunaan, penyaluran pembiayaan bank syariah lebih banyak ke sektor modal kerja hingga Rp32,771 triliun. Sedangkan untuk konsumsi dan investasi juga memiliki kontribusi cukup signifikan dengan penyaluran pembiayaan masing-masing Rp27,112 triliun dan Rp14,370 triliun.
Sementara itu, sejumlah pelaku perbankan syariah mengaku optimistis pembiayaan bakal terus tumbuh. Bank Muamalat Indonesia, misalnya, yakin dapat meningkatkan pembiayaannya hingga 50 persen dari akhir 2010 lalu sebesar Rp15,9 triliun.
Selain ritel, Muamalat juga aktif menggenjot sektor korporasi. “Untuk sindikasi, kita bahkan targetkan bakal meningkat menjadi 15 persen dari sebelumnya 13 persen,” kata Direktur Korporasi Bank Muamalat, Luluk Mahfuda, beberapa waktu lalu.
Hal senada juga diakui Direktur Utama Bank Syariah Mandiri, Yuslam Fauzi, pada wartawan akhir pekan lalu. Bank syariah ini yakin akan bisa meningkatkan pembiayaannya hingga 25 hingga 30 persen pada 2011.
Karena itu, ia mengaku bakal meminta tambahan modal lagi dari induknya, Bank Mandiri, hingga Rp210 miliar. “Kalau bisa dua kalinya,” ujarnya. Hal ini juga dilakukan untuk mempertahankan rasio kecukupan modal. (Republika)
Rabu, 11 Mei 2011
Selasa, 26 April 2011
HIDAYAH IMAN DAN ISLAM
Oleh Hanan Wihasto, Sharia Division BTN Pusat
Hidayah iman dan islam adalah merupakan hidayah dan kenikmatan tertinggi yang patut disyukuri. Tanpa hidayah iman dan islam, manusia laksana jasad tanpa ruh...berjalan kesana kemari tanpa mempunyai tujuan hidup yang jelas, terombang-ambing dalam kegelapan.
Orang yang mendapat hidayah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Selalu mencari ridlo Allah
2. Segala sesuatu/perkara dikembalikan pada aturan Allah
3. Selalu mengikuti aturan Allah
4. Bathinnya selalu tenang
5. Arah hidupnya jelas
6. Mampu memecahkan masalah hidup
7. Pikirannya tajam, akhlaq dan lisannya bagus
8. Selalu positive thinking
******* Januari 2011
Hidayah iman dan islam adalah merupakan hidayah dan kenikmatan tertinggi yang patut disyukuri. Tanpa hidayah iman dan islam, manusia laksana jasad tanpa ruh...berjalan kesana kemari tanpa mempunyai tujuan hidup yang jelas, terombang-ambing dalam kegelapan.
Orang yang mendapat hidayah mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Selalu mencari ridlo Allah
2. Segala sesuatu/perkara dikembalikan pada aturan Allah
3. Selalu mengikuti aturan Allah
4. Bathinnya selalu tenang
5. Arah hidupnya jelas
6. Mampu memecahkan masalah hidup
7. Pikirannya tajam, akhlaq dan lisannya bagus
8. Selalu positive thinking
******* Januari 2011
ORANG KECIL ORANG BESAR (JANGAN ABAIKAN AMANAH....)
Oleh HANAN WIHASTO
SHARIA DIVISION-BTN PUSAT
Suatu hari yang tak cerah
Di dalam rumah yang gerah
Seorang anak yang lugu
Sedang diwejang ayah-ibunya yang lugu
Ayahnya berkata:
Anakku,
Kau sudah pernah menjadi anak kecil
Janganlah kau nanti menjadi orang kecil!
“Orang kecil kecil perannya
kecil perolehannya,” tambah si ibu
“Ya,” lanjut ayahnya
“Orang kecil sangat kecil bagiannya
anak kecil masih mendingan
Rengek Ayah dan Ibu berganti-ganti menasehati:
“Ingat, jangan sampai jadi orang kecil
Orang kecil bila ikhlas diperas
Jika diam ditikam
Jika protes dikentes
Jika usil dibedil,”
“Orang kecil jika hidup dipersoalkan
Jika mati tak dipersoalkan, jika hidup tidak didengarkan
Suaranya tidak diperhitungkan
Orang kecil tak boleh memperdengarkan rengekan
Suaranya tak suara,”
Sang Ibu wanti-wanti:
“Betul jangan sekali-kali jadi orang kecil
Orang kecil bila jujur ditipu
Jika menipu dijur
Jika bekerja digangguin
Jika mengganggu dikerjain,”
“Lebih baik jadi orang besar
Bagiannya selalu besar.”
“Orang besar jujur-tak jujur makmur
Benar-tak benar dibenarkan
Lalim-tak lalim dibiarkan.”
“Orang besar boleh bicara semaunya
Orang kecil paling jauh dibicarakannya saja.”
“Orang kecil jujur dibilang tolol
Orang besar tolol dibilang jujur
Orang kecil berani dikata kurangajar
Orang besar kurang ajar dibilang berani.”
“Orang kecil mempertahankan hak disebut pembikin onar
Orang besar merampas hak disebut pendekar.”
Si anak terus diam tak berkata-kata
Namun dalam dirinya bertanya-tanya:
“Anak kecil bisa menjadi besar
Tapi mungkinkah orang kecil
Menjadi orang besar?”
Besok entah sampai kapan
si anak terus mencoret-coret
dinding kalbunya sendiri:
“Orang kecil ???
Orang besar !!!”
(Dikutip dari Puisi berjudul Orang Kecil Orang Besar, Kumpulan Album Sajak Sajak A.Mustofa Bisri (Gus Mus), 2008).
Puisi di atas sangat menginspirasi saya untuk mengeksplor makna dari suatu amanah. Kegelisahan, kegalauan, kerisauan dalam menjalani kehidupan ini, memaksa saya untuk mengatur “qalbu” ini dari seluruh aspeknya. Komprehensif dalam memandang keadilan yang subyektif dan kesuksesan yang “maya”, memenangkan diri untuk memperoleh “ketenangan”. Rasulullah saw. bersabda, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban). Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah swt.: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (An-Nisa: 58).
Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Ini diperkuat dengan perintah-Nya: “Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” Dan keadilan dalam hukum itu merupakan salah satu amanah besar. Itu juga diperjelas dengan sabda Rasulullah saw., “Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (Muttafaq ‘Alaih). Dan Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim lagi amat bodoh.” (Al-Ahzab 72). Dari nash-nash Al-Qur’an dan sunnah di atas nyatalah bahwa amanah tidak hanya terkait dengan harta dan titipan benda belaka. Amanah adalah urusan besar yang seluruh semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan kesiapan untuk menerima dan memikulnya. Jika demikian, pastilah amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Amanah besar yang dapat kita rasakan dari ayat di atas adalah melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya.
Amanah adalah tuntutan iman. Dan khianat adalah salah satu ciri ketidakimanan. Sabda Rasulullah saw. sebagaimana disebutkan di atas menegaskan hal itu, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban). Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Dan siapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik. Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah saw. sebagai salah satu ciri datangnya kiamat. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya–, Rasulullah saw. bersabda, “Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Sahabat bertanya, “Bagaimanakah amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” (Al-Bukhari). Terlepas kita punya jabatan tinggi atau rendah, kita dianggap orang besar atau orang kecil, amanah menjadi point yang paling “crusial” dalam kehidupan ini. Konsekuensi dari mengabaikan amanah, ditanggung masing-masing individu. Jika dalam lingkup yang kecil seperti di lingkungan kerja kita, semua bekerja dengan amanah, situasi dan kondisi kerja akan menjadi menjadi kondusif yang memungkinkan seluruh sumber daya insani lebih produktif dan termotivasi untuk memberikan kepada institusi ini karya yang terbaik. Pesan terakhir untuk semua pemegang amanah di manapun ; “hentikan semua bentuk nepotisme, berlakulah adil terhadap siapa pun dan jujurlah dengan suara hatinya sendiri, jangan abaikan amanah….!
******* Jakarta, Nopember 2010
SHARIA DIVISION-BTN PUSAT
Suatu hari yang tak cerah
Di dalam rumah yang gerah
Seorang anak yang lugu
Sedang diwejang ayah-ibunya yang lugu
Ayahnya berkata:
Anakku,
Kau sudah pernah menjadi anak kecil
Janganlah kau nanti menjadi orang kecil!
“Orang kecil kecil perannya
kecil perolehannya,” tambah si ibu
“Ya,” lanjut ayahnya
“Orang kecil sangat kecil bagiannya
anak kecil masih mendingan
Rengek Ayah dan Ibu berganti-ganti menasehati:
“Ingat, jangan sampai jadi orang kecil
Orang kecil bila ikhlas diperas
Jika diam ditikam
Jika protes dikentes
Jika usil dibedil,”
“Orang kecil jika hidup dipersoalkan
Jika mati tak dipersoalkan, jika hidup tidak didengarkan
Suaranya tidak diperhitungkan
Orang kecil tak boleh memperdengarkan rengekan
Suaranya tak suara,”
Sang Ibu wanti-wanti:
“Betul jangan sekali-kali jadi orang kecil
Orang kecil bila jujur ditipu
Jika menipu dijur
Jika bekerja digangguin
Jika mengganggu dikerjain,”
“Lebih baik jadi orang besar
Bagiannya selalu besar.”
“Orang besar jujur-tak jujur makmur
Benar-tak benar dibenarkan
Lalim-tak lalim dibiarkan.”
“Orang besar boleh bicara semaunya
Orang kecil paling jauh dibicarakannya saja.”
“Orang kecil jujur dibilang tolol
Orang besar tolol dibilang jujur
Orang kecil berani dikata kurangajar
Orang besar kurang ajar dibilang berani.”
“Orang kecil mempertahankan hak disebut pembikin onar
Orang besar merampas hak disebut pendekar.”
Si anak terus diam tak berkata-kata
Namun dalam dirinya bertanya-tanya:
“Anak kecil bisa menjadi besar
Tapi mungkinkah orang kecil
Menjadi orang besar?”
Besok entah sampai kapan
si anak terus mencoret-coret
dinding kalbunya sendiri:
“Orang kecil ???
Orang besar !!!”
(Dikutip dari Puisi berjudul Orang Kecil Orang Besar, Kumpulan Album Sajak Sajak A.Mustofa Bisri (Gus Mus), 2008).
Puisi di atas sangat menginspirasi saya untuk mengeksplor makna dari suatu amanah. Kegelisahan, kegalauan, kerisauan dalam menjalani kehidupan ini, memaksa saya untuk mengatur “qalbu” ini dari seluruh aspeknya. Komprehensif dalam memandang keadilan yang subyektif dan kesuksesan yang “maya”, memenangkan diri untuk memperoleh “ketenangan”. Rasulullah saw. bersabda, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban). Amanah adalah kata yang sering dikaitkan dengan kekuasaan dan materi. Namun sesungguhnya kata amanah tidak hanya terkait dengan urusan-urusan seperti itu. Secara syar’i, amanah bermakna: menunaikan apa-apa yang dititipkan atau dipercayakan. Itulah makna yang terkandung dalam firman Allah swt.: “Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah-amanah kepada pemiliknya; dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” (An-Nisa: 58).
Ayat di atas menegaskan bahwa amanah tidak melulu menyangkut urusan material dan hal-hal yang bersifat fisik. Kata-kata adalah amanah. Menunaikan hak Allah adalah amanah. Memperlakukan sesama insan secara baik adalah amanah. Ini diperkuat dengan perintah-Nya: “Dan apabila kalian menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kalian menetapkan hukum dengan adil.” Dan keadilan dalam hukum itu merupakan salah satu amanah besar. Itu juga diperjelas dengan sabda Rasulullah saw., “Setiap kalian adalah pemimpin dan karenanya akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya. Amir adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Lelaki adalah pemimpin di tengah keluarganya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang mereka. Seorang wanita adalah pemimpin di rumah suaminya dan atas anak-anaknya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentangnya. Seorang hamba adalah pemimpin atas harta tuannya dan ia akan diminta pertanggungjawaban tentang itu. Dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban tentang kepemimpinannya.” (Muttafaq ‘Alaih). Dan Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Kami menawarkan amanah kepada langit, bumi, dan gunung-gunung. Namun mereka menolak dan khawatir untuk memikulnya. Dan dipikullah amanah itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim lagi amat bodoh.” (Al-Ahzab 72). Dari nash-nash Al-Qur’an dan sunnah di atas nyatalah bahwa amanah tidak hanya terkait dengan harta dan titipan benda belaka. Amanah adalah urusan besar yang seluruh semesta menolaknya dan hanya manusialah yang diberikan kesiapan untuk menerima dan memikulnya. Jika demikian, pastilah amanah adalah urusan yang terkait dengan jiwa dan akal. Amanah besar yang dapat kita rasakan dari ayat di atas adalah melaksanakan berbagai kewajiban dan menunaikannya sebagaimana mestinya.
Amanah adalah tuntutan iman. Dan khianat adalah salah satu ciri ketidakimanan. Sabda Rasulullah saw. sebagaimana disebutkan di atas menegaskan hal itu, “Tiada iman pada orang yang tidak menunaikan amanah; dan tiada agama pada orang yang tidak menunaikan janji.” (Ahmad dan Ibnu Hibban). Barang siapa yang hatinya kehilangan sifat amanah, maka ia akan menjadi orang yang mudah berdusta dan khianat. Dan siapa yang mempunyai sifat dusta dan khianat, dia berada dalam barisan orang-orang munafik. Disia-siakannya amanah disebutkan oleh Rasulullah saw. sebagai salah satu ciri datangnya kiamat. Sebagaimana disampaikan Abu Hurairah –semoga Allah meridhainya–, Rasulullah saw. bersabda, “Jika amanah diabaikan maka tunggulah kiamat.” Sahabat bertanya, “Bagaimanakah amanah itu disia-siakan, wahai Rasulullah?” Rasulullah saw. menjawab, “Jika suatu urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancuran.” (Al-Bukhari). Terlepas kita punya jabatan tinggi atau rendah, kita dianggap orang besar atau orang kecil, amanah menjadi point yang paling “crusial” dalam kehidupan ini. Konsekuensi dari mengabaikan amanah, ditanggung masing-masing individu. Jika dalam lingkup yang kecil seperti di lingkungan kerja kita, semua bekerja dengan amanah, situasi dan kondisi kerja akan menjadi menjadi kondusif yang memungkinkan seluruh sumber daya insani lebih produktif dan termotivasi untuk memberikan kepada institusi ini karya yang terbaik. Pesan terakhir untuk semua pemegang amanah di manapun ; “hentikan semua bentuk nepotisme, berlakulah adil terhadap siapa pun dan jujurlah dengan suara hatinya sendiri, jangan abaikan amanah….!
******* Jakarta, Nopember 2010
Sukses Yang Hakiki
Oleh Hanan Wihasto (DSYA BTN Pusat)
Bila ada yang mengatakan, promosi jabatan adalah ukuran sukses seseorang dalam berkarier di perusahaan. Orang-orang mengangguk-angguk kepala tanda setuju. Tetapi kalau kesuksesan seseorang yang katakanlah bisa menjadi pimpinan tertinggi di suatu perusahaan disebut sebagai kutukan, mungkin akan banyak orang yang mengernyutkan alis sebagai tanda tidak percaya. Terutama karena seseorang terlalu lama manusia telah dibius bahwa kesuksesan adalah sebentuk garis finish kehidupan yang harus dicapai. Kerja keras, belajar keras, mencintai yang keras, semuaya yang serba keras ini dilakukan untuk mencapai kesuksesan. Jumlah saldo di bank yang menggunung, penampilan yang aduhai, nama yang dikenal banyak orang, rumah mewah yang mentereng hanyalah sebagian atribut-atribut kesuksesan yang paling dicari.
Namun, sebagaimana wajah kehidupan yang lainnya sukses juga berwajah ganda. Di satu sisi ia membantu, di lain sisi ia membelenggu. Soal wajah sukses yang membantu tentu telah banyak yang diulas dan dibicarakan. Namun soal wajah sukses yang membelenggu, ini yang mulai banyak mengganggu. Perceraian, perselingkuhan, penyakit akibat bekerja terlalu keras, bahkan permusuhan serta peperangan bisa menjadi akibat dari sukses yang membelenggu.
Tokoh-tokoh motivator seperti Mario Teguh, Gede Prama, Jamil Azzaini, Erbe Sentanu, Arvan Pradiansyah dan lain-lain selalu memiliki pandangan yang berbeda daripada pandangan orang kebanyakan, dalam melihat kesuksesan. Di bawah ini adalah pandangan kesuksesan dari para motivator tersebut dan pandangan penulis dalam melihat kesuksesan.
Sebut saja, kesombongan sebagai ekses dari buah sukses. Terlalu banyak orang sukses kemudian diperangkap oleh kesombongan. Dan mudah ditebak apa yang diperoleh manusia setelah terperangkap kesombongan. Kesuksesan telah membuat manusia berbaju ego tebal, menganggap diri paling tinggi sera menempatkan orang lain dalam posisi yang lebih rendah.
Penyakit kelelahan adalah contoh lain. Ada seorang eksekutif kaya raya yang memperoleh kekayaannya dengan jalan kerja keras. Namun ketika usia menginjak 50an, kemudian sakit-sakitan, seluruh kekayaan habis untuk berobat. Bahkan, ketika kekayaan habispun, penyakit belum kunjung pergi. Ada juga cerita tentang pria setia yang demikian setianya pada keluarga sampai-sampai harus pulang malam terus dari tempat kerja. Namun begitu jadi orang kaya, kesetiaannya entah pergi kemana. Kesuksesan harus dia bayar dengan perceraian.
Inilah sekelumit wajah kesuksesan yang memenjara. Sukses (terutama materi) yang dikejar dan tidak sedikit biaya dari sekolah yang keras, belajar yang keras, sampai dengan kerja yang keras, bahkan tidak sedikit yang membayarnya dengan harga yang lebih besar lagi, berupa perceraian dan berantakannya rumah tangga, ternyata tidak membebaskan. Sebaliknya malah menjadi penjara-penjara yang menyengsarakan.
Mario Teguh mengatakan, apalah artinya kita sukses di kantor, jika di rumah seperti kucing dan anjing dengan anak-anak dan isteri kita.
Erbe Sentanu mengatakan, keikhlasan adalah kunci sukses dalam menggapai kehidupan ini. Pikiran yang sukses tidak semata-mata dalam bentuk materi tetapi berupa properti atau kekayaan batin. Sehingga mind set ”Positive Thinking” harus digeser ke mind set ”Positive Feeling”.
Tentu tidak disarankan kalau dari sini, banyak sahabat yang takut akan kesuksesan. Tidak disarankan juga menggunakan argumen dalam tulisan ini untuk menghakimi banyak orang sukses. Yang memerlukan permohonan mendalam dalam hal ini, bagaimana membuat sukses yang menelan biaya yang demikian besar ini bukannya memenjara, sebaliknya malah membuat hidup semakin terbebaskan?
Rute menuju ke sebuah tempat memang tidak pernah satu. Salah satu rute yang layak direnungkan dalam mencapai sukses yang membebaskan adalah dengan mencermati pikiran. Gede Prama secara khusus mengutip pendapat seorang guru bahwa mind is a good servant but a bad master. Sebagai pembantu, memang pembantu yang amat mengagumkan. Namu sebagai penguasa, pikiran juga penguasa yang demikian memenjara. Secara lebih khusus lewat sifat pikiran yang hanya mengerti melalui dualitas. Tidak saja penyakit yang memenjara, sehat juga memenjara. Terutama kalau sehat keudian berharap selamanya sehat walafiat. Tidak saja terangkap karena kebahagiaan menghadirkan keserakahan untuk tidak mau berganti situasi.
Sukses sebagai hasil olahan pikiran juga serupa. Tidak saja gagal memenjara, sukses juga memerangkap. Tertama karena kesuksesan diikuti oleh keterikatan agar sukses abadi. Akibatnya, kesuksesan disertai banyak ketakutan. Inilah salah satu awal sukses yang memenjara.
Gede Prama memberikan saran sederhana tetapi mengagumkan, ”try not to a take to any thought that arise in your mind!” Rupanya, keterikatan berlebihan terhadap apa saja yang muncul di pikiran bisa memenjara. Sehingga, apapun gambar yang muncul dipikiran, lebih disarankan untuk berjarak seperlunya. Tidak saja dengan kegagalan, dengan kesuksesan juga perlu berjarak. Ketika manusia berhasil berjarak terhadap seluruh dualitas (baik-buruk, sukses-gagal, bahagia-menderita) disarankan hanya dilihat. Persis seperti melihat gambar-gambar sinetron di televise. Semuanya berganti terus menerus. Dan yang melihat bisa berjarak terus tanpa perlu terpengaruh berlebihan. Alloh SWT berfirman orang yang sukses bukanlah orang jabatan dan kekuasaannya tinggi, bukanlah orang yang kaya, bukanlah orang yang fisiknya mengagumkan, tetapi : “orang yang mulia di sisiKU adalah orang yang bertaqwa”, itulah kesuksesan yang hakiki……!
########### DSYA, 12 Oktober 2009
Bila ada yang mengatakan, promosi jabatan adalah ukuran sukses seseorang dalam berkarier di perusahaan. Orang-orang mengangguk-angguk kepala tanda setuju. Tetapi kalau kesuksesan seseorang yang katakanlah bisa menjadi pimpinan tertinggi di suatu perusahaan disebut sebagai kutukan, mungkin akan banyak orang yang mengernyutkan alis sebagai tanda tidak percaya. Terutama karena seseorang terlalu lama manusia telah dibius bahwa kesuksesan adalah sebentuk garis finish kehidupan yang harus dicapai. Kerja keras, belajar keras, mencintai yang keras, semuaya yang serba keras ini dilakukan untuk mencapai kesuksesan. Jumlah saldo di bank yang menggunung, penampilan yang aduhai, nama yang dikenal banyak orang, rumah mewah yang mentereng hanyalah sebagian atribut-atribut kesuksesan yang paling dicari.
Namun, sebagaimana wajah kehidupan yang lainnya sukses juga berwajah ganda. Di satu sisi ia membantu, di lain sisi ia membelenggu. Soal wajah sukses yang membantu tentu telah banyak yang diulas dan dibicarakan. Namun soal wajah sukses yang membelenggu, ini yang mulai banyak mengganggu. Perceraian, perselingkuhan, penyakit akibat bekerja terlalu keras, bahkan permusuhan serta peperangan bisa menjadi akibat dari sukses yang membelenggu.
Tokoh-tokoh motivator seperti Mario Teguh, Gede Prama, Jamil Azzaini, Erbe Sentanu, Arvan Pradiansyah dan lain-lain selalu memiliki pandangan yang berbeda daripada pandangan orang kebanyakan, dalam melihat kesuksesan. Di bawah ini adalah pandangan kesuksesan dari para motivator tersebut dan pandangan penulis dalam melihat kesuksesan.
Sebut saja, kesombongan sebagai ekses dari buah sukses. Terlalu banyak orang sukses kemudian diperangkap oleh kesombongan. Dan mudah ditebak apa yang diperoleh manusia setelah terperangkap kesombongan. Kesuksesan telah membuat manusia berbaju ego tebal, menganggap diri paling tinggi sera menempatkan orang lain dalam posisi yang lebih rendah.
Penyakit kelelahan adalah contoh lain. Ada seorang eksekutif kaya raya yang memperoleh kekayaannya dengan jalan kerja keras. Namun ketika usia menginjak 50an, kemudian sakit-sakitan, seluruh kekayaan habis untuk berobat. Bahkan, ketika kekayaan habispun, penyakit belum kunjung pergi. Ada juga cerita tentang pria setia yang demikian setianya pada keluarga sampai-sampai harus pulang malam terus dari tempat kerja. Namun begitu jadi orang kaya, kesetiaannya entah pergi kemana. Kesuksesan harus dia bayar dengan perceraian.
Inilah sekelumit wajah kesuksesan yang memenjara. Sukses (terutama materi) yang dikejar dan tidak sedikit biaya dari sekolah yang keras, belajar yang keras, sampai dengan kerja yang keras, bahkan tidak sedikit yang membayarnya dengan harga yang lebih besar lagi, berupa perceraian dan berantakannya rumah tangga, ternyata tidak membebaskan. Sebaliknya malah menjadi penjara-penjara yang menyengsarakan.
Mario Teguh mengatakan, apalah artinya kita sukses di kantor, jika di rumah seperti kucing dan anjing dengan anak-anak dan isteri kita.
Erbe Sentanu mengatakan, keikhlasan adalah kunci sukses dalam menggapai kehidupan ini. Pikiran yang sukses tidak semata-mata dalam bentuk materi tetapi berupa properti atau kekayaan batin. Sehingga mind set ”Positive Thinking” harus digeser ke mind set ”Positive Feeling”.
Tentu tidak disarankan kalau dari sini, banyak sahabat yang takut akan kesuksesan. Tidak disarankan juga menggunakan argumen dalam tulisan ini untuk menghakimi banyak orang sukses. Yang memerlukan permohonan mendalam dalam hal ini, bagaimana membuat sukses yang menelan biaya yang demikian besar ini bukannya memenjara, sebaliknya malah membuat hidup semakin terbebaskan?
Rute menuju ke sebuah tempat memang tidak pernah satu. Salah satu rute yang layak direnungkan dalam mencapai sukses yang membebaskan adalah dengan mencermati pikiran. Gede Prama secara khusus mengutip pendapat seorang guru bahwa mind is a good servant but a bad master. Sebagai pembantu, memang pembantu yang amat mengagumkan. Namu sebagai penguasa, pikiran juga penguasa yang demikian memenjara. Secara lebih khusus lewat sifat pikiran yang hanya mengerti melalui dualitas. Tidak saja penyakit yang memenjara, sehat juga memenjara. Terutama kalau sehat keudian berharap selamanya sehat walafiat. Tidak saja terangkap karena kebahagiaan menghadirkan keserakahan untuk tidak mau berganti situasi.
Sukses sebagai hasil olahan pikiran juga serupa. Tidak saja gagal memenjara, sukses juga memerangkap. Tertama karena kesuksesan diikuti oleh keterikatan agar sukses abadi. Akibatnya, kesuksesan disertai banyak ketakutan. Inilah salah satu awal sukses yang memenjara.
Gede Prama memberikan saran sederhana tetapi mengagumkan, ”try not to a take to any thought that arise in your mind!” Rupanya, keterikatan berlebihan terhadap apa saja yang muncul di pikiran bisa memenjara. Sehingga, apapun gambar yang muncul dipikiran, lebih disarankan untuk berjarak seperlunya. Tidak saja dengan kegagalan, dengan kesuksesan juga perlu berjarak. Ketika manusia berhasil berjarak terhadap seluruh dualitas (baik-buruk, sukses-gagal, bahagia-menderita) disarankan hanya dilihat. Persis seperti melihat gambar-gambar sinetron di televise. Semuanya berganti terus menerus. Dan yang melihat bisa berjarak terus tanpa perlu terpengaruh berlebihan. Alloh SWT berfirman orang yang sukses bukanlah orang jabatan dan kekuasaannya tinggi, bukanlah orang yang kaya, bukanlah orang yang fisiknya mengagumkan, tetapi : “orang yang mulia di sisiKU adalah orang yang bertaqwa”, itulah kesuksesan yang hakiki……!
########### DSYA, 12 Oktober 2009
Langganan:
Postingan (Atom)